Pemuda di Ngawi, Jawa Timur, menginisiasi usaha pertanian hidroponik dengan komoditas selada. Usaha tersebut dikembangkan dengan mengandalkan dana KUR dari pemerintah.
Hidroponik sendiri termasuk dalam pertanian modern yang mulai banyak dikembangkan oleh masyarakat Indonesia, termasuk para pemuda di Ngawi. Bentuk usaha tani ini mempunyai banyak keunggulan jika dibandingkan dengan metode konvensional.
Generasi milenial di Ngawi yang menginisiasi pertanian modern tersebut tergabung dalam “Cocok Pangan Project”. Usaha tani sudah dimulai sejak pandemi dan memberikan banyak keuntungan.
Daftar Isi
Pemuda Ngawi Inisiasi Usaha Pertanian Hidroponik
Para pemuda di Ngawi yang tergabung dalam “Cocok Pangan Project” telah berhasil mengembangkan usaha pertanian modern hidroponik dengan komoditas berupa selada.
Mereka pertama kali mengawali aktivitas tani ketika masa pandemi. Lantas, mereka sukses panen setiap harinya, melampaui musim hujan maupun musim kemarau. Rata-rata kapasitas produksinya mencapai 15 kg hingga 20 kg setiap harinya.
Karena kapasitas produknya cukup besar, Cocok Pangan sampai memproduksi selada hidroponik sebesar 500 kg setiap bulan. Sementara lahan yang digunakan untuk bertani mencapai luas 200 meter persegi.
Salah satu keuntungan dari usaha pertanian hidroponik ialah intervensi teknologi yang mampu memaksimalkan ruang atau lahan. Selain itu, mampu melakukan produksi secara rutin mirip dengan mesin.
Cocok Pangan Project sendiri merupakan inisiasi dari 4 pemuda lulusan perguruan tinggi yang mempunyai minat dalam bidang pertanian. Saat ini mereka mengelola sebanyak 2 greenhouse.
Greenhouse tersebut memiliki kapasitas produksi sekitar 6.000 lubang tanam dan berlokasi di Desa Kasreman, Kecamatan Geneng, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Sementara pembiayaan untuk membuat usaha pertanian hidroponik, Cocok Pangan mengandalkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Ada akses kredit guna membangun greenhouse dan menginstalasi hidroponik.
Alasan dalam mengandalkan dana KUR ialah prosesnya yang terbilang mudah dengan bunga rendah. Ketika mereka memulai hidroponik juga ada program khusus pandemi sehingga sangat cocok menggunakan KUR.
Bukan hanya mudah didapatkan ketika membangun pertanian hidroponik, namun dana KUR juga membantu dalam mengembangkan pertaniannya. Selain itu, peluang pasar juga terbilang terbuka lebar.
Tentu sekarang ini pertanian hidroponik yang dikelola oleh Cocok Pangan terbilang masih kecil. Ada harapan untuk menambah greenhouse sehingga usaha pertanian semakin berkembang.
Mengenal Pertanian Modern Hidroponik dan Manfaatnya
Jika mengartikan katanya dari bahasa Yunani, hidro bermakna air, sementara ponos bermakna bekerja dengan air. Jadi, istilah ini menunjukkan teknik penanaman bukan di atas tanah namun mengandalkan air.
Anda dapat mengartikan usaha pertanian hidroponik sebagai cara untuk melakukan budidaya tanaman tanpa mengandalkan tanah. Melainkan menggunakan medium air yang memuat beragam zat hara.
Ada beragam jenis sayuran maupun buah-buahan yang dapat dibudidayakan dengan mengandalkan hidroponik. Metode bertani modern ini menjadi solusi dalam mengatasi keterbatasan lahan atau tanah.
Metode pertanian modern ini mengganti media tanah dengan media air yang memuat beragam nutrisi dan mineral sebagai media tanamnya. Metode ini terbilang ramah lingkungan sebab prosesnya mengandalkan bahan alami.
Selain itu, usaha pertanian hidroponik juga cenderung menghindari pestisida sehingga sayur maupun buah yang dihasilkan jauh lebih sehat. Metode ini juga memberikan beragam manfaat sebagai berikut.
1. Terbebas dari Hama
Ketika bercocok tanam di media tanah, sangat berisiko terserang hama maupun penyakit. Sementara jika menggunakan media air, lebih mungkin terbebas dari hama sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih optimal.
2. Mengoptimalkan Ruang
Hidroponik juga membantu dalam mengoptimalkan ruang. Misalnya saja mengoptimalkan ruang di teras rumah atau balkon. Tidak perlu memikirkan lahan yang luas ketika ingin bercocok tanam.
3. Panen dalam Waktu Cepat
Tatkala menanam dengan mengandalkan metode hidroponik, Anda dapat mengelola panas, cahaya matahari hingga pengairan yang diperlukan oleh tanaman. Sehingga nutrisi untuk tanaman lebih tercukupi dan membuatnya cepat tumbuh lantas cepat dipanen.
4. Menghindari Pestisida
Karena lebih terhindar dari hama, tidak perlu menggunakan pestisida ketika membudidayakan tanaman dengan metode hidroponik. Sehingga tanaman hasil panen akan lebih organik dan sehat untuk dikonsumsi.
Komoditas Selada dalam Pertanian Hidroponik
Metode hidroponik dapat diterapkan untuk beragam jenis tanaman buah maupun sayur. Misalnya saja tomat, selada, bawang merah, paprika, melon, semangka, anggur, stroberi, bayam, buncis, brokoli, pakcoy, mentimun dan lainnya.
Cocok Pangan sendiri memilih selada sebagai komoditas dalam usaha pertanian hidroponik di Ngawi. Selada (lactuva sativa) termasuk sayuran daun di genus lactuca.
Selada adalah salah satu jenis sayuran yang dapat tumbuh subur ketika mengandalkan media air. Jadi, tidak heran apabila banyak orang memilih selada sebagai komoditas dalam pertanian hidroponik. Selain itu, perawatan untuk tanaman jenis ini juga terbilang mudah.
Ketika bibit disemai, cukup berselang satu minggu setelahnya, tanaman akan menumbuhkan sampai 2 lembar daun. Lantas, apabila bibit segera dipindahkan ke media utama yang memuat banyak nutrisi akan membuatnya tumbuh cepat.
Tips dalam usaha pertanian hidroponik dengan komoditas selada ialah memotong daun luarnya. Maka, daun pada bagian dalam akan tumbuh subur sebagai pengganti dari daun yang telah dipotong.
Selada tergolong sebagai sayuran yang rendah kalori. Namun, memuat banyak vitamin A, vitamin C bahkan vitamin K. Ada pula kandungan mineral seperti zat besi, kalsium dan magnesium di dalamnya.
Selada bukan sekedar tanaman yang mudah untuk dibudidaya melalui metode hidroponik. Namun juga mempunyai kandungan nutrisi yang sangat melimpah sehingga sangat sehat jika dikonsumsi.
Selada sendiri cukup disukai oleh masyarakat karena mempunyai tekstur renyah, menghadirkan sensasi segar dan terasa juicy. Sayuran ini dapat dikonsumsi bersama dengan beragam jenis makanan.
Petani Milenial sebagai Tulang Punggung Pertanian di Masa Depan
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pernah mendorong generasi milenial supaya mengelola bidang pertanian secara masif dan berkelanjutan. Menurut Syahrul, petani milenial ialah tulang punggung pertanian pada masa mendatang.
Sehingga, Mentan menyatakan apabila Pemerintah telah menyediakan akses permodalan atau sarana dan prasarana pertanian. Terkait modal, ada program KUR untuk mendukung jalannya usaha pertanian.
Di masa sekarang, apabila ada banyak petani milenial yang sukses dalam menggunakan KUR, tentu usahanya akan lebih berkembang. Hal tersebut juga akan membantu mendorong terwujudnya ketahanan pangan nasional.
Mentan sangat mengharapkan keterlibatan generasi milenial dalam sektor pertanian. Salah satu generasi milenial yang menjawab harapan dari Mentan adalah Cocok Pangan dari Ngawi melalui usaha pertanian hidroponik.
Metode hidroponik mampu memberikan produksi pertanian yang melimpah tanpa membutuhkan lahan luas. Sehingga bisa menjadi ujung tombak ketahanan pangan nasional.
Usaha pertanian hidroponik yang modern lebih mampu memproduksi banyak komoditas secara berkelanjutan mirip dengan mesin. Jadi, konsepnya adalah pertanian-industri.
Hal ini mampu menyambut masa depan yang lebih baik jika dibandingkan dengan pertanian konvensional. Pertanian konvensional lebih mengandalkan alam sehingga akan sangat terpengaruh ketika alam kurang mendukung, misalnya cuaca buruk.
Seperti yang Anda tahu, ketika cuaca buruk banyak terjadi gagal panen atau menurunnya kualitas hasil panen. Sementara dalam pertanian hidroponik, apa saja cuaca yang sedang terjadi tidak akan mempengaruhi kualitas hasil panen.
Pemerintah senantiasa mendorong generasi milenial untuk terjun dalam sektor pertanian dengan mengandalkan program KUR. Pemuda di Ngawi, Jawa Timur yang termasuk generasi milenial berhasil membangun usaha pertanian hidroponik dengan komoditas selada.