Tantangan Ketahanan Pangan di Indonesia yang Perlu Dihadapi

Joko Warino S.P M.Si

Masalah tantangan ketahanan pangan menjadi salah satu hal yang diperhatikan pemerintah setiap tahunnya. Apalagi tantangan semakin besar setiap waktu. Baik dari segi global maupun nasional juga ikut punya pengaruh besar.

Sebenarnya masalah ketahanan bukan dijadikan satu-satunya perhatian. Tapi kualitas, keamanan serta keberlanjutan juga selalu dipikirkan kemajuannya. Meski begitu belum berhasil dilakukan sehingga penanganan harus direncanakan.

Anda bisa mengambil contoh dari harga gabah kering dengan harga 5 ribuan/kg. Tentunya walaupun melebihi harga dari pemerintah tapi keuntungannya masih kurang. Penyebabnya karena berbagai masalah sehingga operasional membesar.

Dalam tantangan ketahanan pangan, terdapat keluhan besar dari para petani. Misalnya bagaimana penurunan produksi terjadi karena masalah seperti banjir. Belum lagi pengairan atau irigasi kurang maksimal sehingga penanganan hama.

Saat ini terdapat sensus pertanian yang masih terus diberlangsungkan. Tentu ada harapkan untuk menghasilkan data sebagai pendorong ketahanan Indonesia. Apalagi terdapat banyak persoalan yang perlu dihadapi setiap golongan.

Pada dasarnya mengatasi masalah ini tidaklah sembarangan dilakukan. Terutama karena disertai dengan berbagai tantangan besar yang belum dapat di atasi. Jadi, ketidakstabilan harus diselesaikan dengan rencana dan sensus tepat.

Masalah Pangan Tidak Stabil Masih Menghantui Indonesia

tantangan ketahanan pangan

Sektor pertanian ternyata masih dijadikan sebagai tantangan ketahanan pangan untuk Indonesia. Terutama karena belum bisa mengangkat masyarakat dari angka kemiskinan. Melainkan masih terus bertahan dan konsisten sehingga buruk.

Dampaknya tidak baik karena pertumbuhan sektor pertanian sebenarnya masih rendah. Tandanya yakni karena pertumbuhan yang tidak bertahan dengan pasti. Terkadang terdapat kondisi yang baik tapi kebanyakan juga berubah negatif.

Ketidakpastian tentunya bukan dijadikan sebagai hal yang baik pada industri pertanian. Ternyata masih dijadikan sebagai tantangan ketahanan pangan yang tinggi. Setiap kalau terdapat pertumbuhan menunjukkan nilai kurang maksimal.

Terbukti apabila pertumbuhan ekonomi makro tidak mampu melebihi 3% setiap waktu. Bahkan menjadi alasan kenapa perkembangan Indonesia kalah dari negara lainnya. Tidak heran petani merasakan banyak kesulitan yang besar.

Nyatanya masih terdapat sejumlah faktor yang menjadi hambatan cukup besar. Bukan hanya ketahanan maupun kedaulatan pangan juga dapat terganggu. Belum lagi masih disertai dengan penguasaan lahan timpang antara setiap petani.

Gangguan dan tantangan ketahanan pangan dari dulu sebenarnya masih terbilang banyak. Dalam artian langkah untuk mengatasinya sudah dilakukan tapi tidak bertahan terus. Penyebabnya karena tantangan baru kemungkinan datang terus.

Penguasaan lahan terbilang cukup sempit sehingga hasilnya kurang maksimal. Produksi yang dilakukan tidak berjalan dengan baik walaupun menggunakan cara berkualitas. Jadi, penting diperbaiki karena masih terus menghantui.

Tantangan Ketahanan Pangan Terbesar untuk Indonesia

Berdasarkan informasi Badan Riset dan Inovasi Nasional, menemukan tantangan pangan Indonesia. Terutama sangat mempengaruhi pangan untuk ke depannya. Tidak heran menjadi masalah yang akan dihadapi dan perlu segera diselesaikan.

1. Perubahan Iklim

Masalah perubahan iklim ternyata banyak ditemukan khususnya di Indonesia. Apalagi sebelumnya petani memang sangat bergantung pada cuaca bagus. Tapi sebenarnya sudah tidak terukur karena masalah iklim yang menjadi bencana.

Untuk tantangan ketahanan pangan yang sering terlihat yakni karena banjir. Pada dasarnya menyebabkan kebanjiran karena banyaknya air tidak terkendali. Iklim saat panas juga buruk karena menyebabkan lahan berubah kekeringan.

2. Pertumbuhan Penduduk

Adanya pertumbuhan penduduk selalu memberi dampak pada perekonomian. Terutama karena lahan kemungkinan akan diubah sebagai perumahan penduduk. Belum lagi terdapat peluang berkurangnya naluri untuk terus berkembang.

3. Tantangan Ketahanan Pangan Saat Pandemi

Pandemi begitu besar mempengaruhi ekonomi secara luas. Misalnya saat terdapat pandemi covid-19 di mana masyarakat tidak bisa keluar rumah. Tentu dampaknya sangat besar karena tidak bisa menanam dan memproduksi tani.

4. Minimnya Regenerasi Petani

Jika membahas tentang minimnya regenerasi petani bukan menjadi masalah baru. Hal ini dibuktikan karena banyaknya golongan anak muda tidak ingin menjadi petani. Mereka menganggap kurang modern sampai penghasilannya tidak baik.

Artinya tantangan ketahanan pangan kemungkinan besar akan bertahan cukup lama. Cara terbaik mengatasi pastinya dengan mengajak golongan milenial menjadi petani. Kemudian akan muncul inovasi dan perkembangan yang besar.

5. Geopolitik Perang

Saat ini geopolitik perang menjadi masalah terbesar yang dihadapi seluruh dunia. Anda dapat mengambil contoh saat ada perang antara Rusia dan Ukraina. Dampaknya cukup besar terhadap pertanian walaupun bisa ditambal.

Sensus Pertanian Diharapkan Membantu Tantangan Ketahanan Pangan

Memanfaatkan sensus pertanian untuk tantangan ketahanan pangan ternyata sedang banyak dilakukan. Nantinya akan tercipta berbagai basis data akurat sebagai pendorong kebijakan. Ketahanan terhadap setiap persoalan selesai.

Pada dasarnya sektor pertanian dapat menyerap tenaga kerja hingga 29,4%. Data ini membuktikan masih menang dibandingkan perdagangan dan pengolahan. Perannya juga cukup besar terhadap kontribusi produk domestik bruto.

Meski begitu cukup disatangkan karena pertumbuhan nilai pertanian sangat fluktuaktif. Sensus diharapkan membantu menjawab setiap tantangan global maupun nasional. Tantangan ini harus dijawab pemerintah dengan langkah tepat.

Pada dasarnya tantangan ketahanan pangan mencakup banyak hal. Inilah alasannya sensus pertanian yang dilakukan juga mencakup banyak sub kategori. Mulai dari pertanian perorangan, berbadan hukum hingga perusahaan.

Memulai sensus pertanian diharapkan akan memberikan data paling mutakhir. Bukan hanya itu, tingkat keakuratannya kemungkinan akan semakin baik. Jadi, pemerintah lebih mudah mengambil berbagai kebijakan yang dianggap benar.

Setelah hasil sensus keluar, memunculkan langkah mutakhir dari data lahan baku sawah. Belum lagi menyediakan data struktur pertanian hingga unit terbawah. Termasuk ada tolak ukur statistik sampai kerangka sampel pertanian.

Selain itu punya fungsi untuk melakukan klasterisasi usaha pertanian berkelanjutan. Apalagi kemungkinan akan menjadi perhatian global. Hal ini sekaligus mendukung pertanian Indonesia dengan targer pangsa besar.

Pentingnya Memahami Tren Pasar untuk Petani

Saat ini tantangan ketahanan pangan masih terus terjadi karena inovasi yang belum bekerja. Padahal petani harus mampu memperhatikan tren yang sedang berjalan. Tujuannya supaya produk hasil pertaniannya dapat memberi untung.

Tren pasar pada beberapa negara maju yakni sedang larisnya berbagai produk organik. Bahkan berdasarkan dari data potensinya ternyata sangat baik. Tentu supaya bisa mempertemukan petani organik dengan para eksportir sekarang.

Walaupun sudah berhasil menghasilkan produk organik saja artinya tidak cukup. Masih dibutuhkan langkah baru untuk melakukan pemberdayaan terhadap para petani. Tujuannya supaya jumlah produksi yang dilakukan dapat lebih tinggi.

Hal ini ternyata begitu membantu tantangan ketahanan pangan secara maksimal. Nantinya akan terlihat secara masif bahkan berpengaruh pada inovasi baru. Misalnya mengembangkan pupuk hingga penuh sendiri agar lebih maksimal.

Sebenarnya manfaatnya begitu baik karena mampu menghasilkan produk dengan harga jual besar. Ketahanan juga bisa terbantu sehingga bisa tetap stabil. Fungsinya akan tambah baik karena petani juga terdorong dari kesejahteraan.

Manfaat semacam ini dapat dibantu dengan baik contohnya dari sensus. Anda bisa melihat apabila pemberdayaan hingga kegiatan akan dilakukan sesuai dengan sensus. Jadi, saat diberlangsungkan kemudian kinerjanya lebih tepat.

Untuk menyelesaikan masalah pangan tentunya diharapkan banyak golongan ikut serta. Terutama karena tidak akan berhasil oleh satu pihak saja. Melainkan setiap golongan masyarakat perlu menjalankan tugas atau fungsinya sendiri.

Pastinya terdapat usaha pemberdayaan petani miskin supaya dapat berkembang dengan baik. Bahkan akan meningkat dengan baik walaupun membutuhkan waktu cukup lama. Tapi tantangan ketahanan pangan akan bisa segera diselesaikan.

 

Also Read

Bagikan:

Joko Warino S.P M.Si

Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau dengan bidang keahlian Ilmu Tanah dan Kesuburan Tanah. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat.

Tags

Tinggalkan komentar