Mulai hari ini sensus pertanian serentak akan dilakukan oleh pemerintah sebagai salah satu ritual setiap dekade. Ini adalah salah satu aspek krusial yang memiliki dampak penting guna memajukan pertanian di Indonesia.
Seluruh penjuru daerah akan melakukannya untuk melihat bagaimana fluktuasi pertaniannya terjadi. Jika kita tidak melakukan pengukuran statistik seperti ini tentu akan sulit mengetahui big data dari semua daerah.
Apalagi melihat bagaimana potensi hasil panen bahan pokok dalam negeri cenderung timpang. Terlalu banyak degradasi yang terjadi baik dari mekanisme maupun sistem terkait manajemen pertaniannya.
Apabila kita tidak melakukan langkah konkrit berdasarkan data yang tepat otomatis penentuan langkah kedepan menjadi lebih sulit. Sejak lima tahun terakhir menurut BPS stagnasi pada hasil tanam bahan pokok dalam negeri kurang berimbang.
Artinya tidak semua daerah mampu melakukan swasembada untuk mencukupi kebutuhan masing-masing. Dengan adanya pendataan seperti ini pemerintah nanti kemungkinan bisa mengambil langkah lebih efektif.
Daftar Isi
Tujuan Dilakukannya Sensus Pertanian Serentak
Ada beberapa tujuan dari diadakannya agenda setiap satu dekade ini bagi dunia agraria di Indonesia. Salah satunya adalah menghimpun big data karena dalam satu dekade terakhir terdapat banyak perubahan di lapangan.
Mulai dari bagaimana kebiasaan para petani dalam memanfaatkan lahannya sampai mekanisme lainnya. Sehingga jika kita bisa tahu dan menghimpun data sesuai dengan fakta lapangan tentu dapat ditarik sebuah kesimpulan umum.
Adanya sensus pertanian serentak ini akan menjadi salah satu jalan paling mudah untuk melihat fakta lapangan secara lebih luas. Tidak hanya membuat terhimpun data regional saja namun sudah skala nasional.
Setelah big data tersebut sudah terhimpun artinya pemerintah pusat nanti akan mampu mengambil kebijakan lebih solutif. Bagaimana kita mampu menangani masalah stagnasi hasil panen di berbagai daerah.
Memang sudah cukup sulit untuk mencapai terjadinya swasembada di masing-masing daerah Indonesia. Tanpa adanya rantai distribusi secara optimal guna mengcover kebutuhan daerah lainnya tentu krisis pangan kemungkinan akan terjadi.
Kita baru bisa melihat hasil sensus pertanian serentak ini pada bulan agustus mendatang. Namun untuk urusan kebijakan lanjutan sendiri tentu tidak bisa langsung diambil secara gegabah.
Apalagi melihat bahwa 2024 nanti akan ada pergantian kepemimpinan yang artinya kebijakan harus menyesuaikan pada stabilitas politik. Dari tinjauan seperti ini tentu kita tahu bahwa sensus kali ini waktunya kurang ideal.
Masyarakat terutama para petani tentu berharap agar nantinya kebijakan diambil dapat memberikan dukungan optimal. Terutama dalam segi revolusi mekanik agar mampu meningkatkan hasil panen.
Bagaimana Mekanisme Sensus Pertanian Serentak Nanti?
Mekanisme dari kegiatan pemetaan nantinya pihak pusat akan membentuk tim khusus guna melakukan penelitian lapangan. Masing-masing daerah akan didatangi langsung oleh petugas pemerintah guna melakukan tinjauan.
Tinjauan tersebut tentu saja tidak hanya mencakup pada lahan pertaniannya saja di daerah terkait. Namun juga melihat beberapa aspek seperti geospasial statistik, luasan lahan, sampai struktur demografi para petaninya.
Dari analisis tersebut tentu saja akan ada banyak hasil yang dapat dipelajari oleh lembaga terkait. Jika himpunan data sudah diperoleh kemudian pengolahan akan dilakukan secara mendalam guna memperoleh hasil terbaik.
Tanpa adanya sensus pertanian serentak seperti sekarang tentu saja potensi pengembangan tidak akan dapat ditemukan. Tidak boleh gegabah memang dalam melakukan kajian seperti ini apabila ingin mendapatkan hasil optimal.
Idealnya keputusan dan juga keputusan politis untuk diterapkan baru akan diluncurkan pada tahun 2025. Sekarang kita masih dalam tahap penghimpunan data untuk mengetahui seperti apa medan dihadapi.
Nantinya semua elemen masyarakat juga akan ikut terlibat dalam menyelenggarakan sensus. Agar semuanya bisa tahu bagaimana realita sebenarnya di lapangan dan bagaimana memberikan kontribusi terbaik guna mendukungnya.
Jika hasil sensus pertanian serentak ini sudah keluar maka masyarakat juga akan dapat mengeceknya langsung. Transparansi menjadi salah satu kunci agar masing-masing pihak dapat melihat hasilnya.
Di era serba digital seperti sekarang tentu saja akses informasi menjadi jauh lebih mudah. Itu mampu membantu mekanisme pengambilan data sampai urusan sosialisasi langsung ke mata masyarakat.
Mendorong Kesadaran Masyarakat Terhadap Potensi Pertanian
Adanya sensus pertanian serentak ini juga memiliki sebuah agenda untuk meningkatkan kembali animo masyarakat di dunia agraria. Karena perlu diakui bahwa minat masyarakat terutama milenial di bidang tersebut terbilang lesu.
Minat untuk terjun kembali ke ladang sudah nyaris hampir habis dan hanya segelintir orang mau melakukannya. Lagi-lagi prestige dan juga aspek finansial menjadi faktor kuat penyebab terjadinya hal tersebut.
Jika kita lihat di berbagai daerah Jawa sebagai contoh, kesenjangan generasi yang terjun di bidang agraria itu sangat signifikan. Bahkan tidak jarang sebuah keluarga dengan track record bidang agraria harus putus di satu dekade terakhir.
Tidak potensialnya harga jual dan terlalu fluktuatifnya pasar membuat masyarakat semakin frustasi. Mengapa harus terjun dalam sebuah bidang yang spekulatif apabila setiap bulan kita mampu memperoleh hasil relatif sama.
Diharapkan dengan adanya sensus pertanian serentak ini generasi milenial akan mulai terbuka matanya. Bahwa dunia agraria di dalam negeri masih belum mati dan bisa dikembangkan ke arah lebih baik.
Sebenarnya alasan terbesar banyaknya generasi muda merasa malas terjun ke ladang adalah banyaknya monopoli. Terlalu banyak monopoli terjadi mulai pemasaran, distribusi, bahkan kebutuhan pupuk untuk pengolahan lahan.
Tanpa adanya backup finansial kuat tentu kita tidak bisa bergerak sendiri menjadi seorang perintis. Banyak pemuda menganggap terjun ke ladang adalah sebuah langkah bunuh diri atau mencari masalah.
Apabila pemerintah mau menyadari realita seperti ini seharusnya kesenjangan generasi agraria dapat diatasi. Semua itu baru dapat kita prediksi apabila pengumpulan data ini memang sudah selesai total.
Pendekatan Berbasis Teknologi Menjadi Acuan Penting Sensus Pertanian Serentak
Penggunaan pendekatan berbasis teknologi akan dilakukan oleh pemerintah guna mempercepat proses pengumpulan datanya. Sekarang kemajuan teknologi sudah jauh melebihi satu dekade lalu.
Mulai dari pengolahan data, perangkat keras pendukung, sampai metode jaringan datanya. Semua itu tentu dapat mendukung kebutuhan sensus pertanian serentak ini agar hasilnya lebih cepat dan akurat.
Nantinya persebaran informasi terkait hasil sensusnya juga akan mudah diakses oleh masyarakat. Pemerintah memang sengaja melakukan hal tersebut agar proses ini menjadi semakin transparan hasilnya.
Kemudian terkait sosialisasi kebijakan dengan adanya sarana teknologi seperti sekarang jelas menjadi semakin mudah. Kedepannya rencana penyuluhan terkait bagaimana mekanisme selanjutnya dalam dunia agraria juga akan diberikan secara masif.
Bagi masyarakat yang memang saat ini merasa kesulitan saat berkecimpung dalam agraria dalam negeri jangan khawatir. Kemungkinan adanya perubahan baik itu kebijakan pusat sampai daerah tentu dioptimalkan.
Hasilnya masalah pupuk bersubsidi, ketersediaan pupuk, pestisida, sampai penyuluhan teknologi pertanian terbaru bisa lebih mudah disalurkan. Jangan sampai agraria dalam negeri ini justru menjadi semakin lesu.
Para petani sudah merasa lelah harus berjalan sendiri tanpa adanya dukungan serius selama satu dekade terakhir. Jika setelah sensu pertanian ini akan ada perubahan besar maka para petani siap memberikan dukungan.
Selama itu memiliki tujuan positif bagi perkembangan pertanian dan seluruh elemen pendukungnya. Maka tidak ada alasan bagi masyarakat untuk tidak mengamini program pemerintah tersebut.
Kita tunggu saja sampai pemetaan ini selesai bulan Juli nanti dan lihat langsung bagaimana hasilnya. Tentu banyak harapan setelah sensus pertanian serentak terjadi berbagai kebijakan pemerintah akan semakin suportif bagi petani.