Pupuk Kitosan Cair dari Pupuk Kaltim Raih AREA Awards 2023

Joko Warino S.P M.Si

Salah satu anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) yaitu Pupuk Kaltim (Kalimantan Timur) berhasil raih AREA Awards 2023 untuk inovasi pupuk kitosan cair. Inovasi tersebut adalah hasil olahan dari limbah cangkang rajungan, yaitu sejenis spesies kepiting.

Hal ini merupakan bagian dari upaya pengelolaan limbah sekaligus upaya memberdayakan masyarakat sekitar. Sebab, limbah sisa cangkang rajungan di area pesisir Kota Bontang, Kalimantan Timur memang dikenal cukup tinggi.

Apalagi sebagai daerah pesisir, Kota Bontang didominasi oleh hasil laut yang tinggi, termasuk kepiting rajungan. Itu sebabnya, mereka membuat inovasi ini sebagai langkah mengubah pola pikir masyarakat supaya bisa lebih bertanggung jawab terhadap limbahnya.

Awal Mula Inovasi Pupuk Kitosan Cair

pupuk kitosan cair

Sebagaimana penjelasan di atas, salah satu latar belakang utama munculnya inovasi ini adalah karena tingginya volume limbah cangkang rajungan di Kota Bontang. Di sisi lain, tidak ada upaya pengelolaan maupun potensi pengembangan produk lanjutan dari limbah tersebut.

Oleh karena itu, sejalan dengan komitmen ESG atau (Environment, Social, and Governance), Pupuk Kaltim berinovasi mengolah limbah tersebut menjadi pupuk kitosan cair. Proses pengembangannya sendiri sudah bermula sejak tahun 2018 lalu.

Sebab menurut Dirut PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) yaitu Rahmad Pribadi, praktik ESG sudah seharusnya menjadi prinsip utama suatu bisnis, bukan lagi sekadar kepatuhan. Sehingga, akan tercapai praktik bisnis yang bertanggung jawab dari berbagai aspek.

Proses Pengembangan Pupuk Kitosan Cair

Dalam pengembangannya, inovasi ini melalui beberapa tahapan yang dilakukan selama beberapa tahun sebelum akhirnya berhasil memenangkan AREA Awards di tahun 2023. Mulai dari pembentukan kelompok masyarakat hingga proses produksi, berikut rincian lengkapnya.

1. Pembentukan Kelompok Cangkang Salona

Inovasi ini secara spesifik dikembangkan melalui program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan) dengan cara membentuk kelompok masyarakat. Kelompok tersebut bernama Kelompok Cangkang Salona, serta berlokasi pada area pesisir Selambai di Kelurahan Loktuan.

Adapun anggota kelompok yang diberdayakan meliputi ibu rumah tangga serta para pemuda setempat. Tugas dan peran mereka adalah untuk melakukan proses pemilahan antara cangkang kepiting dan rajungan sebelum diolah lebih lanjut menjadi kitosan cair.

2. Pendampingan dan Pembekalan Keterampilan

Selanjutnya, kelompok binaan tersebut secara bertahap diberikan pendampingan serta pembekalan secara intensif. Adapun isi pendampingan dan pembekalannya yaitu terkait keterampilan untuk mengelola limbah cangkang rajungan dan kepiting.

Termasuk di antaranya cara memilah limbah cangkang, cara manajemen usaha, pelatihan produksi pupuk kitosan cair, hingga cara melakukan pemasaran. Pelatihan ini terus diberikan secara bertahap hingga Kelompok Cangkang Salona dapat beroperasi secara mandiri.

3. Pembangunan Infrastruktur Pengolah

Untuk memaksimalkan proses pemberdayaan masyarakat ini, PKT atau Pupuk Kaltim menggandeng berbagai instansi serta rumah produksi lainnya yang serupa di Indonesia. Tujuannya adalah untuk bekerja sama dan menyukseskan program inovasi ini.

Selain itu, mereka juga membangun infrastruktur pengolah pupuk sebagai fasilitas pendukung. Setelah proses persiapannya berjalan 2 tahun lebih, infrastruktur tersebut mulai berproduksi sejak tahun 2021 hingga sekarang.

4. Produksi Pupuk Kitosan Cair

Setelah seluruh infrastruktur dan masyarakat dari kelompok binaan siap, proses produksi dimulai. Rumah produksi ini sudah beroperasi sejak 2021 dengan kapasitas olahan rata-rata sekitar 150 kg limbah rajungan dalam satu bulan.

Dari 150 kg limbah tersebut, diperoleh 60 kg kitin yang kemudian diolah kembali hingga menghasilkan sekitar 40 liter kitosan cair. Hasil akhir tersebutlah yang kemudian dipasarkan sebagai produk skala industri rumahan dari kelompok binaan PKT.

5. Pengajuan Paten dan Izin

Sejak mulai beroperasi hingga sekarang, produk pupuk ini juga sudah memperoleh paten yang berupa penambahan CH3COOH atau asam asetat (cuka). Bahan tersebut berfungsi sebagai pelarut kitosan agar berubah menjadi pupuk cair.

Selain itu, Kelompok Cangkang Salona juga sudah memperoleh izin UKL UPL dari DLH (Dinas Lingkungan Hidup) di Kota Bontang dalam hal aktivitas produksi. Bahkan, produknya telah melalui proses uji efektivitas dari Laboratorium LP PBBI serta Universitas Mulawarman.

Pupuk Kitosan Cair PKT Raih AREA Awards 2023

Setelah melalui berbagai proses di atas, inovasi ini kemudian diikutkan pada ajang Asia Responsible Enterprise Awards (AREA) 2023. Hasilnya, kitosan cair tersebut sukses meraih penghargaan pada kategori Social Empowerment (pemberdayaan sosial).

Bahkan, penghargaan untuk pupuk kitosan cair tersebut juga merupakan award internasional pertama yang berhasil diraih Pupuk Kaltim dalam bidang Tanggung Jawab Sosial Lingkungan. AREA sendiri adalah salah satu program yang diadakan oleh Enterprise Area.

Adapun Enterprise Area merupakan salah satu NGO (Non Governmental Organization) atau organisasi non pemerintah. NGO ini bekerja sama dengan pihak pemerintah, LSM, serta organisasi lain untuk mempromosikan pengembangan kewirausahaan berkelanjutan.

Hal ini sebagai bagian dari upaya untuk mengangkat status ekonomi dari masyarakat di seluruh Asia. Adapun award tersebut diberikan sebagai apresiasi serta penghargaan bagi pelaku usaha yang kompetitif dan terbaik yang sudah menerapkan praktis berkelanjutan.

Selain award Social Empowerment yang berhasil diraih pupuk kitosan cair dari PKT, terdapat total 6 kategori award lain. Yaitu Green Leadership, Responsible Business Leadership, Circular Economy Leadership, Investment in People, Health Promotion, dan Corporate Governance.

Melalui keberhasilan meraih award tersebut, hal ini menjadi pencapaian besar bagi masyarakat di area pesisir dan perairan kota Bontang dalam pengelolaan lingkungan. Dengan merek dagang “Kitosan Salona”, ini menjadi bukti bahwa produk lokal juga mampu bersaing.

Manfaat Inovasi Pupuk Kitosan Cair dari Pupuk Kaltim

Secara keseluruhan, program pengolahan limbah cangkang rajungan ini memberikan banyak manfaat, baik dari aspek pertanian maupun pemberdayaan masyarakat. Berikut ini rincian terkait berbagai manfaat dari inovasi kitosan cair yang dimanfaatkan sebagai pupuk:

1. Meningkatkan Produktivitas Tanaman

Kitosan cair memiliki kandungan kitin yang tinggi, yaitu polimer alami yang terdapat dalam cangkang rajungan. Kitin dalam pupuk tersebut dapat membantu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara efektif.

Di antaranya yaitu dapat merangsang sistem pertahanan tanaman, meningkatkan penyerapan nutrisi, serta memperkuat sistem akarnya. Dengan demikian, pupuk ini dapat meningkatkan produktivitas tanaman secara keseluruhan.

2. Mengurangi Penggunaan Pestisida

Kitosan juga dikenal memiliki sifat antimikroba serta antijamur yang efektif. Artinya, penggunaan kitosan cair sebagai pupuk dapat membantu mengurangi kebutuhan akan penggunaan pestisida kimia sintetis yang berpotensi merusak lingkungan dan kesehatan.

3. Meningkatkan Kualitas Tanah

Berikutnya, kitosan cair diketahui mengandung berbagai unsur hara seperti nitrogen yang dapat meningkatkan kesuburan tanah. Jadi, pemupukan secara teratur dapat membantu meningkatkan kualitas tanah secara keseluruhan.

4. Mengurangi Limbah dan Pencemaran Lingkungan

Sesuai tujuan awal dibentuknya Kelompok Cangkang Salona, salah satu manfaat utamanya tentu dapat mengurangi akumulasi limbah cangkang rajungan dan kepiting. Sehingga, pencemaran dapat dicegah untuk menjaga kebersihan lingkungan perairan sekitar.

5. Pemberdayaan Masyarakat Lokal

Dalam program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini, Pupuk Kaltim melibatkan masyarakat lokal. Hal ini tentu dapat memberikan manfaat secara ekonomi maupun sosial kepada masyarakat dan meningkatkan keterampilan serta kesadaran lingkungan mereka.

Selain award atau penghargaan yang berhasil diperoleh, kelima manfaat nyata di atas menjadi bukti atas keberhasilan program dan inovasi ini. Karena itu, diharapkan produksi pupuk kitosan cair dari masyarakat setempat akan terus tumbuh dan memberi dampak positif.

 

Also Read

Bagikan:

Joko Warino S.P M.Si

Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau dengan bidang keahlian Ilmu Tanah dan Kesuburan Tanah. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat.

Tags

Tinggalkan komentar