Program Smart Precision Farming dari Petrokimia Gresik

Joko Warino S.P M.Si

Sebagai langkah beradaptasi dengan perkembangan teknologi, Petrokimia Gresik membuat inisiasi program Smart Precision Farming. Sebab dalam era revolusi industri 4.0 ini, dibutuhkan inovasi terkini dalam bidang pertanian untuk memudahkan produksi.

Apalagi Indonesia sebagai negara agraris memiliki sebagian besar penduduk yang menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian. Itu sebabnya, negara membutuhkan inovasi-inovasi dalam hal bibit, benih, teknik penunjang efektivitas produksi, hingga teknologi.

Oleh karena itu, PT Petrokimia Gresik (Persero) sebagai salah satu BUMN di bawah naungan PT Pupuk Indonesia (Persero), hadir dengan solusi agroindustri terkininya. Salah satu solusi yaitu melalui Smart Precision Farming yang akan segera diluncurkan dalam waktu mendatang.

Apa Itu Program Smart Precision Farming?

program smart precision farming

Menurut Direktur Utama Petrokimia Gresik yaitu Dwi Satriyo Annurogo, Smart Precision Farming adalah program yang menggunakan teknologi canggih dalam bidang pertanian. Hal ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi kemajuan pertanian di Indonesia.

Adapun teknologi canggih yang dimaksud yaitu mencakup penggunaan produk pupuk dengan teknologi nano serta pemanfaatan drone. Drone dalam program Smart Precision Farming ini digunakan dengan tujuan pemupukan hingga pemantauan pertumbuhan tanaman.

Sekilas Tentang Pupuk Berteknologi Nano

Pupuk memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun, penyerapan nutrisi oleh tanaman sering kali masih belum optimal, menyebabkan sebagian besar nutrisi pada pupuk tidak dapat diserap dengan baik.

Masalah ini dapat mengakibatkan konsumsi pupuk menjadi tidak efisien sehingga hasil produksi tanaman menurun. Sebagai solusi, maka diperlukan inovasi dalam pembuatan pupuk, salah satunya adalah pupuk berteknologi nano.

Pupuk berteknologi nano dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyerapan nutrisi oleh tanaman. Sementara itu, dalam pembuatan pupuk berteknologi nano ini, dapat digunakan metode fisik maupun kimia.

Metode fisik melibatkan pengolahan pupuk menjadi ukuran nano, seperti pupuk kompos berukuran nano powder. Adapun metode kimia melibatkan ekstraksi makronutrien dari bahan organik dan mengubahnya menjadi ukuran nano.

Kedua metode tersebut dapat membuka peluang untuk menciptakan pupuk dengan formulasi nutrisi yang sesuai untuk setiap tanaman. Hingga saat ini, pengembangan pupuk berteknologi nano terus dilakukan, salah satunya melalui program Smart Precision Farming.

Sekilas Tentang Pemanfaatan Drone untuk Pertanian

Drone, atau Unmanned Aerial Vehicles (UAV), merupakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh menggunakan remote control. Teknologi ini telah dapat diterapkan dalam bidang pertanian dengan memanfaatkan Internet of Things (IoT) dan AI.

Mulai dari sistem pemantau pertumbuhan tanaman, evaluasi kondisi tanah, sistem irigasi dan drainase, dan lain sebagainya, bisa terbantu oleh drone. Secara lebih rinci, berikut ini contoh pemanfaatan teknologi drone dalam pertanian:

  1. Analisis lahan melalui pemetaan secara tiga dimensi: Data dari drone dapat digunakan untuk menganalisis kondisi lahan serta menentukan pola penanaman bibit paling optimal.
  2. Penanaman dan pemupukan: Drone dapat digunakan untuk penanaman bibit dengan cara lebih cepat, sekaligus bisa dimanfaatkan untuk pemupukan.
  3. Penyemprotan tanaman: Kini, drone berteknologi terbaru bisa dilengkapi dengan berbagai fitur untuk menyemprot tanaman secara efektif.
  4. Pengamatan kondisi tanaman: Melalui fitur kamera maupun infra merah, petani dapat melihat kondisi tanaman, termasuk mendeteksi adanya jamur atau bakteri.
  5. Mengetahui jumlah populasi tanaman: Agar petani dapat mengetahui populasi tanaman pada suatu area lalu menentukan apakah antara populasi dengan luas lahannya sudah seimbang atau tidak.
  6. Memantau pertumbuhan: Penggunaan teknik seperti Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dapat membantu dalam mengidentifikasi pertumbuhan normal dan tidak normal pada tanaman.
  7. Sensor irigasi: Drone dilengkapi dengan sensor thermal, hyperspectral, atau multispectral yang dapat digunakan untuk memantau kualitas tanah serta sistem pengairan lahan.

Rencana Peluncuran Program Smart Precision Farming

Menurut klaim Dirut Petrokimia Gresik yaitu Dwi Satriyo Annurogo, pupuk berteknologi nano dari program ini akan menjadi hasil produksi pupuk pertama dari produsen pupuk Indonesia. Rencana peluncurannya akan dilakukan pada hari ulang tahun ke-51 PT Petrokimia Gresik.

Karena itu, program Smart Precision Farming ini akan terus dikembangkan dan disiapkan agar dapat segera terimplementasi secara maksimal. Hingga saat ini, PT Petrokimia Gresik telah memiliki dua unit drone dan berencana akan menambah lagi hingga 100 unit drone.

Selain itu, setiap area pertanian akan didukung dengan skuadron drone yang bekerja sama dengan Mobil Uji Tanah (MUT) Petrokimia Gresik. Drone tersebut juga nantinya direncanakan akan menjangkau seluruh Indonesia.

Inovasi ini merupakan upaya PT Petrokimia Gresik untuk memberikan kontribusi bagi kemajuan pertanian di Indonesia di masa mendatang. Diharapkan pula program Smart Precision Farming ini dapat menarik minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian.

Sebab, minat generasi muda Indonesia saat ini terhadap sektor pertanian, khususnya pertanian tradisional cenderung rendah. Sebaliknya, minat mereka terhadap teknologi dan hal-hal yang praktis cukup tinggi, sehingga bisa diatasi dengan kolaborasi teknologi pertanian.

Apresiasi Menteri Pertanian Terhadap Program Ini

Pada Selasa 30 Mei 2023 sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) telah meninjau kesiapan program Smart Precision Farming di Petrokimia Gresik, Jawa Timur. Hal ini dilakukan sebagai upaya persiapan masa depan pertanian Indonesia yang lebih baik.

Dalam kunjungan tersebut, beliau menyampaikan harapan beserta apresiasinya. Menteri SYL mengatakan, pertanian adalah sumber daya yang paling siap untuk mendukung pertumbuhan negara yang lebih kokoh, kuat, dan sejahtera.

Apalagi, beliau berkata bahwa pertanian juga memiliki dampak positif bagi perekonomian maupun sektor lainnya, sehingga berdampak langsung kepada masyarakat. Itu sebabnya, Menteri SYL sangat mengapresiasi program Smart Precision Farming ini.

“Petrokimia tidak boleh kalah. Kalau secara nasional iya, kita maju. Tapi kita juga harus lihat kemajuan Thailand, India. Beruntungnya, kita hari ini bisa melihat Smart Precision Farming,” ujar beliau melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis 1 Juni 2023 kemarin.

“Jadi, Petrokimia Gresik sangat penting bagi republik kita karena ini menjadi kekuatan utama. Kita tidak bisa lagi bertani seperti kemarin karena sangat tertinggal. Ongkosnya mahal, tapi hasilnya sederhana.” Demikian tanggapan Menteri SYL secara lebih lanjut.

Keunggulan Program Smart Precision Farming dari Petrokimia Gresik

Melalui penerapan Smart Precision Farming, diharapkan dapat membawa berbagai manfaat atau keunggulan bagi kondisi pertanian Indonesia. Berikut adalah beberapa keunggulan utama dari program ini:

1. Menghemat Biaya Produksi Petani

Drone dari program ini dapat mencakup area lahan dengan luas hingga 20 hektar setiap harinya, dengan hanya membutuhkan satu orang operator. Hal ini bisa mengurangi kebutuhan akan tenaga kerja yang besar, sehingga membantu menghemat biaya produksi.

2. Bisa Mendeteksi Kondisi Tanaman secara Otomatis

Perangkat drone sudah dilengkapi dengan sensor dan teknologi deteksi otomatis yang dapat mengidentifikasi serta memonitor kondisi tanaman secara terus-menerus. Jika kekurangan pupuk, maka dosisnya bisa ditambah sesuai kebutuhan agar hasilnya lebih presisi.

3. Dapat Menangkap Kondisi Geospasial

Karena sudah terhubung dengan sistem satelit, maka drone ini dapat mengumpulkan dan menganalisis data geospasial. Data tersebut bisa discale up lalu dimanfaatkan untuk pertanian di Indonesia secara keseluruhan.

Berbagai keunggulan di atas tentu diharapkan bisa memajukan pertanian Indonesia. Karena itu, program Smart Precision Farming ini memiliki potensi yang besar apabila berhasil diimplementasikan.

Also Read

Bagikan:

Joko Warino S.P M.Si

Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau dengan bidang keahlian Ilmu Tanah dan Kesuburan Tanah. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat.

Tags

Tinggalkan komentar