Muncul inovasi penggunaan pupuk kimia yang merupakan karya Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang, Tapin, Kalimantan Selatan. Inovasi ini tentu saja akan membawa dampak signifikan pada produksinya secara keseluruhan.
Penemuan ini muncul kekawatiran adanya kerusakan lingkungan adanya penggunaan pupuk berbahan kimia, selain itu produksi yang dihasilkan tentu tidak produktif.
Jika terus dibiarkan maka pertumbuhan penduduk di Indonesia yang sudah mencapai 280 juta jiwa, tidak akan mampu memenuhi kebutuhan pangannya.
Inilah yang mendorong pihak dari Kalimantan Selatan menemukan suatu terobosan bernama Biotron atau Biochar thee in one. Untuk lebih jelasnya mari dalami bersama mengenai pembahasan temuan baru ini.
Daftar Isi
Penggunaan Pupuk Kimia dan Kekurangannya
Pupuk atau nutrisi untuk tanaman, memang akan membantu meningkatkan pertumbuhan serta produktivitas tanaman, meskipun demikian akan memberikan beberapa kekurangan.
1. Dampak Lingkungan
Salah satu kekurangan utama darinya adalah dampak negatifnya terhadap lingkungan. Ketika penggunaan secara berlebihan, zat-zat kimia tersebut dapat mencemari sumber air tanah dan permukaan.
Pencemaran air oleh nutrien berlebih seperti nitrogen dan fosfor dapat menyebabkan eutrofikasi, yaitu peningkatan pertumbuhan alga yang berlebihan di perairan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan penurunan kadar oksigen dan kematian.
2. Pengurangan Kesuburan Tanah
Penggunaan pupuk kimia jangka panjang yang berlebihan dapat mengurangi kesuburan alami tanah. Seringkali hanya memberikan nutrisi yang spesifik seperti nitrogen, fosfor, dan kalium.
Tanpa memberikan nutrisi mikro dan bahan organik penting lainnya yang di perlukan oleh tanah untuk menjaga keseimbangan biologi dan kesuburan jangka panjang. Tentu itu dapat menurunkan kesuburan tanah.
3. Kerusakan Mikroorganisme Tanah
Kekurangan lainnya tidak lain dapat mempengaruhi mikroorganisme tanah yang penting untuk kesehatan tanah. Beberapa pupuk kimia dapat mengganggu kehidupan mikroba tanah, yang berperan dalam siklus nutrisi dan pengurai bahan organik.
Akibatnya, tanah dapat kehilangan keanekaragaman mikroba dan mengurangi kemampuan alami tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Sehingga untuk jangka panjang jelas akan membuat tanah mudah mati.
4. Ketergantungan jangka panjang
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dapat menciptakan ketergantungan jangka panjang pada petani. Tanaman terlalu bergantung padanya untuk nutrisi dapat kehilangan kemampuan mereka untuk menyerap nutrisi dari tanah secara alami pastinya.
Selain itu, ternyata untuk harga terbilang mahal juga dapat menyebabkan biaya produksi semakin tinggi bagi petani. Tentu saja ini akan membuat cuan dalam pertanian jadi makin sedikit nominalnya.
5. Penggunaan Pupuk Kimia Risiko pada Kesehatan
Terakhir, pasti penggunaan yang tidak benar atau tidak sesuai petunjuk penggunaannya dapat menyebabkan risiko kesehatan bagi manusia. Pemakaian berlebihan atau kontak langsung dengannya akibatkan banyak penyakit muncul termasuk iritasi kulit.
Biotron Muncul Sebagai Jawaban Penggunaan Pupuk Kimia
Sesuai dengan apa yang terjadi pada praktek lapangan, Balai Besar Pelatihan Pertanian dari Kalimantan Selatan, tepatnya Tapin. Menemukan sebuah teknologi besar bernama Biotron, apa itu kegunaan untuk para petani luaran?
Merupakan sebuah sistem atau fasilitas khusus untuk menyediakan lingkungan kontrol serta kondisi tepat bagi penelitian plus pengembangan pertanian di Indonesia.
Biotron juga merupakan suatu studi tentang tanaman, mikroorganisme, dan ekosistem pertanian dengan mengontrol berbagai parameter seperti suhu, kelembaban, intensitas cahaya, komposisi gas, dan pola cuaca.
Biotron dalam pertanian memungkinkan para peneliti untuk melakukan eksperimen yang terkontrol secara ketat dan mempelajari berbagai aspek, seperti respons tanaman terhadap perubahan suhu, efek pencahayaan pada pertumbuhan tanaman, dan interaksinya.
Dengan penemuan ini tentu memberi banyak harapan, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, bahwa bersama pendekatan baru berbau ilmu pengetahuan modern, menjadi mutlak bagi semua pihak untuk meningkatkan produksi pada aspek pangan.
Biotron kali ini mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia dan menggantinya dengan organik. Sebagai juga salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanpa tergantung bahan kimiawi juga.
Temuan ini jelas akan mendorong adanya smart farming seperti di luar negeri, tentu saja harapannya dengan sumber daya alam melimpah serta metode cerdas untuk bertani, membuat Indonesia kembali Swasembada pangan.
Biotron Merupakan Perpaduan Biochar, Pupuk Organik dan Agen Hayati
Three in one yang merupakan singkatan dari pada temuan baru ini, terbuat berdasarkan pada perpaduan Biochar, pupuk organik, dan agen hayati, jadi sudah jelas singkatan itu diambil dari mana.
Dengan konsep temuan tersebut, penggunaan pupuk kimia tidak terlalu menjadi kebutuhan utama oleh para petani. Sebab sudah ada kemampuan untuk menyediakan oksigen, air dan nutrisi melalui bantuannya.
Sehingga mikroba penyubur tanah akan memiliki rumah alami, dan tentu saja itu semua akan mampu memperbaiki pH tanah serta struktur yang rusak akibat penggunaan bahan kimia berlebihan padanya.
Sementara untuk agen hayati berfungsi untuk pengendalian hama pengganggu tanaman, lebih tepatnya pada organisme pengganggu tanaman, atau sering orang orang menyebutnya dengan OPT.
Secara teknis penggunaan jenis hayati akan langsung bisa menjadi sumber makanan tanaman, sebab Mereka bisa memasak bahan makanan bagi tanaman, sementara untuk fungsi paling penting lainnya adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia.
Bahkan sampai 50 persen menurut penelitian, hasil ini di dapatkan tentu saja bukan hanya suatu omong kosong belaka. Sebab sudah ada penelitian yang menunjukkan data pasti terkait hal itu.
Uji coba tersebut berlangsung selama bertahap karena biotron tidak dapat langsung dalam satu kali pemberian. Untuk pemberian total dilakukan selama satu tahun sebanyak 6 sampai 7 ton totalnya.
Proses pemberian biotron berlangsung 3 tahunan serta mencapai dosis optimalnya sebanyak 20 ton per hektar, sehingga mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia bahkan sampai 50 persenan daripada pemberian biasanya.
Sementara untuk hasil padi pada lahan rawa rawa, bisa meningkat sampai 1,6 ton dari yang awalnya hanya 2,1 ton per hektare, sampai sekarang menjadi 3,7 ton per hektare.
Selain itu juga terjadi peningkatan pada produktivitas lahan irigasi yang memang ditujukan untuk proses produksi padi, bisa bertambah ke angka 7 ton per ha dari 5,8, itu tandanya naik 21 persen.
Temuan Harus Segera Sempurna dan Tersebarluaskan
Tentu saja dengan temuan bagus bernama biotron ini, membuat pemerintah harus bertindak cepat untuk menyempurnakannya dan sebarluaskan ke daerah daerah lain sentra produksi tani.
Sebab di berbagai daerah kini penggunaan pupuk kimia masih banyak dan tentu saja cenderung membuat kerusakan alam berlangsung lebih cepat. Makanya di perlukan penyempurnaan agar produksi juga berlangsung maksimal.
Itu berarti perlu penerjunan tim khusus untuk meneliti lebih jauh agar efektivitas pupuk tersebut makin maksimal, sementara untuk penyebaran harus terselesaikan segera agar swasembada pangan dapat kembali tercapai.
Tim tim khusus ini juga harus berbarengan dengan dana yang sesuai dengan anggaran, tidak boleh ada potongan yang dilakukan oleh pejabat atas karena itu akan menurunkan efektivitas program.
Sebab biasanya di Indonesia efektivitas suatu program akan menurun karena kekurangan akan biaya. Pasalnya biaya itu akan berkurang akibat adanya korupsi oleh pejabat tingkat atas negara Indonesia ini.
Tapi tidak perlu kawatir karena sekarang sudah ada sistem yang bagus bernama iPubers, bersama sistem tersebut proses pengurangan penggunaan pupuk kimia akan berlangsung makin cepat serta sesuai target.