Pertengahan bulan Juli ini diprediksi ada sedikitnya tiga kecamatan di Bogor terancam kekeringan akibat terjangan el nino. Badai panas ini memang sudah menyerang beberapa daerah lain terutama di pulau Jawa.
Dampaknya juga tidak main-main, beberapa daerah seperti Banyuwangi, Sidoarjo, Purwakarta, dan Situbondo mengalami cuaca ekstrim. Akibatnya ada banyak tanaman padi terpaksa harus mati karena kekurangan air.
Di Bogor sendiri yang terkenal sebagai kota hujan tidak lagi bisa mencukupi kebutuhan pertanian terutama padi. Pemerintah bahkan sudah mengeluarkan prediksi setidaknya ada tiga kecamatan yang akan mengalami paceklik air.
Guna menghindari hal tersebut beberapa langkah mitigasi juga coba dilakukan setidaknya untuk meredakan dampak agar tidak sampai fatal. Apabila krisis air ini benar-benar akan terjadi maka puluhan ribu hektar sawah terancam gagal panen.
Oleh sebab itu pihak pemerintah kabupaten Bogor juga mengimbau masyarakat terutama petani untuk selalu siaga. Mengubah pola tanam menggunakan komoditas irit air agar tetap mampu menghasilkan.
Daftar Isi
Tiga Kecamatan di Bogor Terancam Kekeringan
Kecamatan Jonggol, Tanjungsari, dan Tenjo diprediksi akan menjadi tiga daerah paling parah terkena dampak el nino. Pihak dinas pertanian, hortikultura, dan perkebunan melakukan upaya semaksimal mungkin agar ketiganya tidak sampai terserang parah.
Memang tahun ini el nino memberikan dampak cukup parah terutama di daerah pulau Jawa. sudah ada beberapa daerah tumbang dan mengalami kekeringan akibat adanya badai panas menyerang.
Tanpa adanya langkah mitigasi tentu kita tidak akan bisa meredakan dampak dari fenomena alam tersebut. Pihak distanhorbun dan dinas terkait juga sudah merencanakan beberapa langkah mitigasi.
Jika tidak bergerak cepat maka tiga kecamatan di bogor terancam kekeringan tidak akan terselamatkan. Ketiga kecamatan tersebut memang sampai saat ini menjadi salah satu penghasil padi tertinggi di kabupaten.
Tidak mengherankan ketika konsumsi air cukup tinggi dan akan sangat terganggu ketika kemarau hebat tiba. Sampai berita ini ditulis kondisi siaga masih diberlakukan guna mengantisipasi potensi terburuk.
Memang tahun ini daerah Bogor terancam kekeringan paling parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun awal sampai pertengahan Juni ini hujan kemungkinan masih turun namun kita tidak boleh terlalu percaya diri.
Curah hujan sudah mulai menurun menandakan suhu panas di atmosfer sudah mulai meningkat. Jika masyarakat terutama petani tidak segera melakukan langkah tepat maka akan banyak lahan terancam tidak produktif.
Terutama saat para petani hendak menanam padi yang notabene membutuhkan banyak air. Kita tidak boleh berjudi dengan nasib di tengah kondisi kritis seperti ini, lebih baik mencari alternatif lain sementara waktu.
Langkah Mitigasi Potensi Kekeringan di Bogor
Berbagai langkah mitigasi sudah dilakukan oleh pemerintah setempat guna mengurangi dampak fatal dari el nino. Salah satunya adalah pemberian bantuan berupa air bagi sawah yang sudah terlanjur tanam.
Kondisi ini memang sangat buruk karena beberapa titik air di daerah sudah mulai kurang debitnya. Jika padi nantinya belum panen melebihi pertengahan Juni maka pemerintah setempat juga akan kekurangan opsi.
Apabila sampai beberapa titik air krusial juga ikut kering maka jelas Bogor terancam kekeringan total. Tidak akan ada lagi lahan pertanian terutama padi yang dapat ditanami pada tiga bulan kedepan.
Oleh sebab itu pihak kabupaten juga sudah mulai mempersiapkan anggaran guna penyaluran bantuan. Para petani tentu saja tidak akan bisa makan apabila sawah mereka kering akibat badai panas ini.
Penyuluhan pertanian juga dilakukan guna mengedukasi para petani untuk menghindari dulu penanaman padi. Risiko gagal panen ketika menanam padi memang akan cukup tinggi jika memulai di pertengahan Juni.
Edukasi tersebut termasuk langkah mitigasi untuk mengurangi potensi fatal saat Bogor terancam kekeringan. Untuk bantuan lainnya pihak kabupaten dan provinsi juga masih mempersiapkan diri.
Para insan tani dihimbau tidak terlalu panik akan hal tersebut karena masih banyak alternatif tanaman lain. Beberapa kecamatan lain juga sudah mulai mengambil langkah antisipasi guna menjaga produktivitas padi.
Apabila kita meremehkan fenomena alam seperti itu kemungkinan terburuk tentu saja bisa terjadi. Sampai saat ini kita hanya bisa mempersiapkan diri karena belum tahu akan sampai kapan el nino ini terjadi.
Kemungkinan paling buruk badai panas akan terus berlangsung sampai Oktober bahkan potensi masuk Desember masih ada. Melihat potensi tersebut berbagai langkah antisipasi lainnya juga masih dipersiapkan menyesuaikan kondisi.
Pemerintah Imbau Daerah Lain Siaga El Nino
Tidak boleh lengah kecamatan lainnya di kabupaten Bogor juga harus mempersiapkan diri. Dampak badai panas memang sedang mengintai dan bisa saja membuat beberapa sumber air krusial berkurang debitnya.
Masalah terbesar dari terjadinya el nino sebenarnya adalah potensi mengeringnya titik air krusial di sebuah daerah. Di Jawa Timur misalnya sudah ada beberapa sumber krusial nyaris kering akibat badai panas.
Bahkan wilayah dataran tinggi tidak boleh lengah jika tidak ingin Bogor terancam kekeringan. Nantinya sistem manajemen irigasi akan disesuaikan kembali sehingga mampu mendukung kebutuhan pertanian di beberapa titik.
Jika kita tidak mengambil langkah ideal dalam manajemen irigasi jelas kekeringan akan semakin meluas. Meskipun disini adalah dataran tinggi dan cukup banyak sumber air namun tidak boleh lengah.
Sudah ada tiga kecamatan dengan potensi ancaman krisis air cukup tinggi di pertengahan Juni nanti. Jangan sampai wilayah lainya juga menjadi korban keganasan dari badai panas tahun 2023.
Kabar Bogor terancam kekeringan ini memang cukup membuat panik insan tani di wilayah terkait. Tidak sedikit pemilik lahan mengurungkan niat mereka untuk melakukan penanaman padi.
Atas saran dinas terkait beberapa sudah mencoba menanam menggunakan varietas lain seperti gogo karena konsumsi airnya relatif sedikit. Padi memang tidak boleh sampai kosong karena ini adalah kebutuhan primer.
Pada saat produksi terganggu akibat Bogor terancam kekeringan maka potensi terjadinya instabilitas pasar juga tidak terhindarkan. Pemantauan di lapangan menunjukkan kondisi pasar sampai berita ini ditulis masih cukup stabil.
Belum terlihat ada lonjakan harga beras di pasaran karena stok di wilayah lokal memang masih relatif aman. Untuk tiga bulan kedepan masyarakat diimbau tetap tenang karena stok beras bulog masih ada.
42.000 Hektar Sawah Diprediksi Terancam Gagal Panen
Salah satu prediksi terburuk akibat Bogor terancam kekeringan adalah 42.000 hektar produksi padi akan gagal. Luasan lahan tersebut apabila kita menghitung semua total daerah tanam efektif di kabupaten.
Setidaknya akan ada 600 ribu ton dari hasil dua sampai tiga kali panen 2023/2024 yang akan terganggu. Namun ini hanya ketika el nino benar-benar pada kondisi terburuk yang belum bisa kita pastikan sekarang.
Guna mengatasi kekurangan suplai beras pihak bulog juga sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mencukupi kebutuhan. Operasi pasar juga akan dilakukan guna mengatasi terjadinya lonjakan harga bahan pokok.
Ketakutan terbesar masyarakat dari fenomena alam ini adalah kegagalan panen yang mengakibatkan krisis beras. Tahun lalu beberapa daerah gagal melakukan mitigasi sehingga sempat terjadi kelangkaan.
Tahun ini pihak pemerintah tidak ingin kesalahan tersebut terjadi sehingga sudah mulai berjaga sejak dini. Pemantauan terkait perubahan iklim juga masih dilakukan secara intensif guna meningkatkan akurasi prediksi.
Ingat bahwa ini adalah potensi terburuk, tentu saja berbagai dinas terkait tidak akan membiarkannya terjadi. Sosialisasi dan juga penyuluhan terus dilakukan guna menekan potensi terjadinya kepanikan di masyarakat.
Apabila memang benar el nino akan berlangsung cukup panjang berbagai langkah sudah dipersiapkan oleh pihak pemerintahan. Memang benar Bogor terancam kekeringan namun belum tentu juga krisis pangan akan terjadi.