Contents
Idul Adha tahun ini berbeda dengan dua tahun sebelumnya yang masih diwarnai oleh situasi pandemi. Kini, perayaan tersebut kembali meriah dengan penjualan hewan kurban meningkat karena adanya peningkatan daya beli masyarakat. Fenomena ini juga mencerminkan pemulihan ekonomi setelah melewati masa sulit akibat pandemi.
Penjualan Hewan Kurban Meningkat di Bekasi
Terjadi lonjakan penjualan sapi kurban di peternakan Berkah Bersama Sejahtera Jatiasih yang terletak di Kota Bekasi. Hal tersebut terjadi seiring dengan meningkatnya minat pembelian dari masyarakat. Mendekati hari raya Idul Adha yang akan dirayakan pekan ini, peternakan tersebut telah menyediakan lebih dari 800 ekor sapi kurban.
Persediaan sapi kurban kali ini melebihi jumlah tahun sebelumnya yang hanya mencapai 600 ekor. Ahmad Jupri, pimpinan Peternakan Berkah Bersama Sejahtera, menyatakan bahwa penjualan tahun ini mengalami peningkatan yang signifikan.
Pada tahun sebelumnya, mereka hanya berhasil menjual 600 ekor sapi kurban, sedangkan tahun ini sudah mencapai lebih dari 800 ekor, menunjukkan peningkatan yang cukup besar.
Dengan adanya peningkatan pasokan sapi, Jupri menyampaikan jika minat masyarakat Kota Bekasi untuk berpartisipasi dalam kurban tahun ini juga meningkat. Dari total sapi yang disediakan, yaitu lebih dari 800 ekor, sekitar 95 persen di antaranya sudah terjual.
Jupri menilai bahwa daya beli masyarakat Kota Bekasi sudah sangat baik setelah melewati masa pandemi. Ia berpendapat bahwa banyak masyarakat yang telah mempersiapkan diri untuk berkurban tahun ini, sehingga daya beli mengalami peningkatan.
Sudah Memperoleh Vaksin
Peternakan Berkah Bersama Sejahtera menawarkan berbagai jenis sapi kepada konsumen, termasuk sapi Bali, sapi Kupang, Limosin, Dimental, Pegon, dan jenis sapi lainnya. Ratusan sapi tersebut dipasok dari Bali, Jawa Timur, dan Lampung. Sapi tersebut dalam kondisi sehat serta telah memiliki ear tag sebagai tanda bahwa sapi-sapi tersebut telah menerima vaksin.
Dalam upaya pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi, peternakan tempat Jupri bekerja bekerja sama dengan Dinas Peternakan Bekasi. Jupri menjelaskan bahwa sapi-sapi yang tiba di peternakan mereka, baik itu 10 atau 5 bulan yang lalu, langsung menjalani vaksinasi oleh Dinas Kesehatan Hewan Kota Bekasi.
Jupri merasa bersyukur karena semua sapi yang berada di peternakannya bebas dari PMK. Menurutnya, peningkatan penjualan juga karena kepercayaan masyarakat dalam memilih sapi yang sehat di peternakan mereka.
Ia menambahkan bahwa dengan meningkatnya daya beli masyarakat, terutama dengan tersedianya sapi-sapi yang sehat, ia yakin bahwa kepuasan pelanggan juga akan berdampak pada permintaan sapi tahun ini.
Sapi Bali Jadi Favorit, Harganya Naik
Pada tahun ini, sapi asal Bali menjadi pilihan yang paling populer bagi masyarakat Kota Bekasi dalam melaksanakan kurban pada hari raya Idul Adha. Di Peternakan Berkah Bersama Sejahtera, sapi asal Bali menjadi incaran utama bagi masyarakat yang ingin berkurban.
Seiring dengan tingginya permintaan, harga sapi asal Bali juga mengalami lonjakan. Harganya naik hingga Rp 5.000 per kilogram. Satu ekor sapi Bali memiliki berat mencapai 300 kilogram. Jupri menambahkan bahwa kenaikan harga tersebut hanya berlaku untuk sapi Bali, sementara sapi Jawa tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Harga per kilogram sapi Bali naik hingga Rp 5.000.
Jupri menjelaskan bahwa tingginya minat pembelian dari masyarakat melebihi jumlah persediaan sapi Bali menjadi faktor utama yang menyebabkan kenaikan harga. Permintaan meningkat sementara pasokan tetap stabil, sehingga harga pun naik.
Salah satu alasan mengapa sapi Bali menjadi favorit adalah karena banyak yang percaya bahwa dagingnya memiliki beberapa kelebihan. Mulai dari kandungan protein yang tinggi, serat daging yang lebih lembut, dan tulang yang lebih kecil. Namun demikian, Jupri menyampaikan bahwa sapi yang berasal dari Jawa juga memiliki kualitas yang tidak kalah baik dengan sapi Bali.
Ia juga menjelaskan bahwa pada dasarnya peternakan tidak memprioritaskan sapi Bali sebagai satu-satunya pilihan, sapi dari Jawa pun dapat memiliki kualitas yang sama baiknya jika proses penggemukannya optimal.
Peningkatan di Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menyatakan bahwa pada tahun ini terdapat sekitar 261.000 hewan kurban untuk Hari Raya Idul Adha di Jawa Barat. Ia juga menekankan bahwa prediksi mereka menunjukkan peningkatan jumlah hewan kurban dari tahun ke tahun.
Ridwan Kamil menjelaskan bahwa peningkatan ini menandakan bahwa jumlah masyarakat yang telah mencapai usia dewasa semakin meningkat. Dengan demikian mereka mampu berpartisipasi dalam kegiatan kurban.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar merespons hal ini dengan mengirimkan tim pemeriksa hewan kurban ke 27 kota/kabupaten guna memastikan bahwa aktivitas jual beli berlangsung dengan aman serta memastikan kesehatan hewan kurban yang baik dan sesuai dengan prinsip halal.
Kang Emil juga memberikan apresiasi kepada tim yang akan bekerja hingga hari raya dan berharap agar penyelenggaraan kurban terus meningkat. Tim tersebut terdiri dari berbagai unsur, termasuk perwakilan pemerintahan.
sedangkan unsur lainnya berasal dari akademisi dari perguruan tinggi dan sekolah menengah kejuruan (SMK) peternakan, asosiasi juru sembelih hewan (juleha), asosiasi obat hewan, paramedik veteriner, dan unsur lainnya.
Kang Emil juga menyatakan bahwa Pemprov Jabar telah mengambil langkah-langkah antisipatif terhadap penyakit cacar sapi atau lumpy skin disease (LSD) serta penyakit mulut dan kuku (PMK) dengan sebaik mungkin.
Ia menegaskan bahwa metode pertahanan yang diterapkan oleh Pemprov Jabar terhadap kesehatan hewan telah berjalan dengan baik. Dengan demikian, pihaknya dapat memastikan bahwa semua hewan kurban yang akan disembelih berada dalam kondisi yang sehat.
Penjualan Hewan Kurban Meningkat di Purworejo
Bukan hanya di Jawa Barat, khususnya di Kota Bekasi, tetapi peternak sapi di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, juga mengalami lonjakan pesanan yang signifikan. Puluhan hingga ratusan ekor sapi terjual habis menjelang Hari Raya Idul Adha.
Ahmad Mahrus, seorang peternak sapi dari Desa Winong Lor, Kabupaten Purworejo, juga merasakan peningkatan daya beli masyarakat. Ia menjadi lebih sibuk menjelang perayaan Hari Raya Kurban.
Setiap harinya, ia melayani pelanggan yang datang langsung ke peternakannya. Ahmad Mahrus hingga berita ini ditulis tercatat telah menjual antara 80 hingga 100 ekor sapi menjelang Idul Adha. Dia menjelaskan bahwa selain permintaan yang meningkat, harga jual sapi juga naik.
Pada hari-hari biasa, harga jual satu ekor sapi hanya sekitar Rp 20 juta. Namun menjelang momen kurban, harganya naik sebesar 10 persen menjadi Rp 22 juta.
Dengan melihat antusiasme pelanggan yang begitu tinggi, Ahmad merasa bersyukur karena permintaan sapi untuk kurban tahun ini mengalami peningkatan. Ia menyatakan kebahagiaannya bisa memberikan kontribusi dalam perayaan Hari Raya Kurban dengan menyediakan sapi berkualitas bagi masyarakat.
Setiap tahun, permintaan sapi meningkat secara drastis, dan Ahmad selalu berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Ia juga mengungkapkan bahwa sapi-sapi dari peternakannya ada yang memiliki berat sekitar 8 kuintal, dan sapi-sapi tersebut telah terjual ke Ciamis dengan harga Rp 40 juta.
Ahmad juga menjelaskan bahwa mereka tidak hanya menjual sapi secara langsung, tetapi juga menerima pesanan melalui telepon atau aplikasi. Hal ini memudahkan masyarakat yang sibuk dan ingin mendapatkan sapi berkualitas tanpa harus datang langsung ke peternakan.
Ia memahami bahwa banyak orang sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari, sehingga mereka menyediakan layanan pesan antar sapi untuk memudahkan masyarakat. Calon pembeli dapat dengan mudah melakukan pemesanan melalui telepon atau aplikasi pesan daring.

Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau dengan bidang keahlian Ilmu Tanah dan Kesuburan Tanah. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat.