Bahan Baku Pakan Ternak Baru Untuk Hadapi El Nino

Fenomena El Nino menyebabkan kemarau tinggi yang akan terjadi pada bulan September, Oktober, dan November. Salah satu dampak dari El Nino adalah kenaikan harga bahan pakan ternak seperti jagung. Inilah yang menuntut adanya inovasi bahan baku pakan ternak yang baru.

El Nino mengakibatkan kenaikan harga produk perunggasan karena mahalnya harga pakan yang terganggu karena musim kemarau ekstrim.

Membutuhkan Inovasi Bahan Baku Pakan Ternak

bahan baku pakan ternak

Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Timbul Sihombing, menyatakan bahwa industri pakan ternak membutuhkan terobosan dan bahan baku pakan ternak baru.

Hal ini bertujuan untuk menghadapi lonjakan harga jagung seperti karena oleh El Nino. Salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan sumber bahan baku alternatif.

Timbul juga menjelaskan bahwa dua bulan yang lalu, asosiasinya berkunjung ke Pemerintah Korea dan hadir di sana. Disana, Pemerintah Korea mengenalkan inovasi pakan ternak berupa lalat hitam sebagai bahan bakunya. Meski memang di Indonesia sudah banyak yang mengembangkan.

Lalat hitam ini telah menjadi industri yang menghasilkan jumlah produksi yang besar, dan mereka bahkan telah membentuk asosiasi sendiri.

Timbul menjelaskan bahwa bahan pakan ternak seperti nasi pecah, mie pecah, dan juga biskuit pecah dapat menjadi substitusi untuk jagung. Menurutnya, industri pakan ternak sudah mulai mencari alternatif bahan baku pakan seiring dengan kenaikan harga jagung pada triwulan pertama tahun 2023.

Jagung masih menjadi bahan utama dalam pakan ternak, sekitar 40% – 50%. Kenaikan harga jagung ini tentu akan meningkatkan biaya produksi pakan ternak.

Selain itu, pemerintah telah melarang impor jagung sejak tahun 2016. Oleh karena itu, industri pakan ternak mulai mencari sumber bahan baku alternatif sebagai solusi.

Apa Itu El Nino dan Dampaknya

El Nino

Menurut laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), El Nino adalah fenomena di mana suhu muka laut (SML) di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur mengalami pemanasan melebihi kondisi normal. 

Pemanasan SML ini menyebabkan pertumbuhan awan yang lebih tinggi di Samudera Pasifik tengah dan mengakibatkan penurunan curah hujan di wilayah sekitarnya, termasuk di Indonesia.

BMKG membagi intensitas El Nino menjadi tiga kategori. Mulai dari El Nino lemah, moderat, dan kuat. El Nino lemah memiliki nilai antara 0,5 hingga 1,0 sedangkan El Nino moderat memiliki nilai antara 1,0 hingga 2,0. Untuk El Nino yang paling kuat memiliki nilai di atas 2,0.

Syarat untuk mengidentifikasi suatu peristiwa sebagai El Nino adalah nilai indeks Nino 3.4 harus masuk dalam kategori El Nino dan bertahan selama minimal 5 bulan secara berkelanjutan.

Menurut BMKG, El Nino memiliki banyak dampak dalam skala global. Beberapa negara di Amerika Latin, seperti Peru, mengalami peningkatan curah hujan saat terjadi El Nino. Namun, secara umum di Indonesia, dampak dari El Nino adalah kondisi kering dan penurunan curah hujan.

Mengenal Lalat Tentara Hitam

lalat

Black Soldier Fly (Hermetia illucens) adalah serangga dalam ordo Diptera yang memiliki kemiripan fisik dengan tawon. Lalat tentara hitam ini tersebar di sebagian besar wilayah Amerika Serikat dan Eropa.

Di Indonesia, lalat ini mulai menarik perhatian untuk pengembangan karena berbagai manfaat yang dapat diperoleh darinya.

Secara morfologi, lalat dewasa H. illucens memiliki ukuran sekitar 16 milimeter dan umumnya berwarna hitam. Dada lalat ini memiliki refleksi metalik yang bervariasi mulai dari biru hingga hijau, dan kadang-kadang bagian ujung perutnya memiliki warna kemerahan.

Kepala lalat ini lebar dengan antena yang dua kali lebih panjang dari panjang kepalanya. Kaki-kakinya berwarna hitam dengan tarsi berwarna putih keabuan.

Lalat ini memiliki sayap yang memiliki membran; saat istirahat, sayapnya dilipat secara horizontal di atas perut dan saling tumpang tindih.

H illucens memiliki penampilan yang mirip dengan tawon, baik dalam ukuran maupun warnanya. Siklus hidup dari telur hingga dewasa biasanya berlangsung selama sekitar 45 hari. Seekor betina dewasa mampu menghasilkan sekitar 206 hingga 639 telur sekaligus.

Telur-telur ini umumnya berada di celah-celah atau permukaan bahan-bahan yang membusuk, seperti pupuk kandang atau kompos, dan menetas dalam waktu sekitar 4 hari.

Tahap Larva BSF

bahan baku pakan ternak

Larva yang baru menetas memiliki ukuran sekitar 1,0 milimeter dan dapat tumbuh menjadi panjang sekitar 2,5 milimeter dengan berat antara 0,10 hingga 0,22 gram pada akhir tahap larva.

Larva ini memiliki kemampuan untuk mengkonsumsi berbagai bahan organik dan dapat beradaptasi dengan makanan yang memiliki kandungan nutrisi yang berbeda.

Tahap larva berlangsung selama 18 hingga 36 hari, tergantung pada jenis substrat makanan yang diberikan kepada mereka, sementara tahap prepupal berlangsung selama sekitar 7 hari.

Lama tahap larva dapat tertunda selama berbulan-bulan jika terjadi suhu rendah atau kekurangan makanan. Tahap kepompong berlangsung selama 1 hingga 2 minggu.

Baik larva maupun dewasa lalat tentara hitam tidak termasuk dalam serangga hama atau vektor penyakit.

Larva lalat BSF ini juga punya peran yang identik dengan cacing merah atau cacing tanah dalam menguraikan substrat organik dan mengembalikan nutrisi ke dalam tanah.

Larva lalat hitam juga memiliki nafsu makan yang besar. Mereka dapat membuat kompos dari sisa makanan rumah tangga dan limbah pertanian.

Selain itu, larva lalat tentara hitam (BSFL) bisa menjadi sumber protein alternatif yang berpotensi dalam budidaya, inovasi pakan ternak, dan kebutuhan nutrisi manusia. Berikut penjelasan lengkap mengenai pemanfaatan BSF.

BSF Sebagai Bahan Baku Pakan Ternak

BSF

Larva lalat tentara hitam, yang juga populer dengan nama larva BSFL (Black Soldier Fly Larvae), terkenal sebagai sumber pakan termasuk bahan baku pakan ternak yang bernilai tinggi. Selain itu, fase pupa dan prepupa mereka juga menjadi pakan untuk berbagai hewan.

Hewan tersebut termasuk unggas, ikan, babi, kadal, kura-kura, dan bahkan anjing. Ini menunjukkan fleksibilitas dan kualitas gizi yang ada dalam lalat tentara hitam dalam berbagai tahap perkembangannya.

Saat mencapai tahap kepompong atau pupa, lalat tentara hitam mencapai puncak kandungan nutrisi mereka. Pupa ini dapat tinggal pada suhu kamar selama beberapa minggu, tetapi memiliki masa simpan terpanjang pada suhu sekitar 10 hingga 16 °C (50 hingga 60 °F). 

Dengan demikian lalat ini memberikan kemudahan dalam pengelolaan dan pemanfaatan pupa lalat tentara hitam sebagai sumber bahan baku pakan ternak yang berkelanjutan.

Selain konsumsi secara langsung, larva lalat tentara hitam juga dapat melalui pengolahan menjadi berbagai bentuk pakan alternatif yang kaya protein. Mereka dapat menjadi maggot beku, maggot kering, atau menjadi tepung ikan dan produk pakan lainnya.

Ini memberikan opsi yang lebih luas dalam memanfaatkan lalat tentara hitam dalam industri pakan untuk memenuhi kebutuhan protein yang tinggi.

Dengan demikian, larva lalat tentara hitam dan produk turunannya merupakan solusi yang menjanjikan dalam upaya pengembangan pakan alternatif yang berkelanjutan dan berkualitas tinggi. 

Potensinya untuk menjadi sumber pakan protein yang beragam dan ramah lingkungan menjadikannya sebagai pilihan yang menarik untuk mendukung keberlanjutan pertanian dan peternakan masa depan.

Salah satunya adalah sebagai bahan bahan baku pakan ternak terutama untuk menghadapi masa kemarau seperti saat El Nino. Tak terkecuali juga untuk mengurangi biaya perawatan ternak dalam hal pakan.

Tinggalkan komentar