Hama Wereng di Klaten Ditinjau, Mentan SYL Turun Langsung

Joko Warino S.P M.Si

Belasan hektar lahan padi baru-baru ini mendapat serangan hama wereng di Klaten, Jawa Tengah. Hama yang menyerang adalah jenis WBC (Wereng Batang Cokelat) yang biasa muncul karena musim pancaroba, dan bisa mengancam gagal panen jika tidak segera diatasi.

Hama atau biasa disebut OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) adalah organisme yang merugikan atau mengganggu pertumbuhan, perkembangan, atau kesehatan tanaman. Baik itu dengan memakan bagian tanaman, menghisap cairan, atau menimbulkan penyakit.

Jadi, serangan hama wereng di Klaten ini harus segera dikendalikan dengan cara yang tepat untuk meminimalisir kerugian dan menjaga kesehatan tanamannya. Karena itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) turun langsung untuk melakukan peninjauan.

Apa Itu Hama Wereng dan Dampaknya

hama wereng di klaten

 

Wereng adalah sebutan untuk sejenis hama berupa serangga yang mengisap cairan tumbuhan, misalnya padi. Ada 3 jenis serangga yang paling sering muncul, yaitu wereng hijau, punggung putih, serta cokelat.

Jenis serangan hama wereng di Klaten adalah dari wereng cokelat (Nilaparvata lugens), yang dikenal sebagai jenis paling merugikan bagi lahan tumbuhan padi. Mereka dapat menghisap cairan serta menularkan virus tungro, hingga menimbulkan berbagai dampak berikut:

1. Gangguan Perkembangan Tanaman

Jenis OPT atau hama ini mampu mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Aktivitas penghisapan mereka dapat merusak jaringan tumbuhan, memicu deformasi daun, hingga memperlambat pertumbuhan batang dan akar.

2. Penurunan Kualitas Tanaman

Serangan wereng juga dapat menyebabkan penurunan kualitas tanaman yang dihasilkan. Contohnya seperti menimbulkan warna pucat atau kuning pada daun padi hingga mengurangi kualitas gabahnya, hingga menyebabkan kerusakan fisik.

3. Penyebaran Penyakit

Nilaparvata lugens dapat bertindak sebagai vektor atau pembawa penyakit karena mereka dapat menularkan patogen atau virus yang merugikan tanaman. Contohnya yaitu virus hawar daun tungro yang bisa menghambat pertumbuhan padi, bahkan membuatnya layu dan mati.

4. Peningkatan Penggunaan Pestisida

Serangan wereng pada tingkat lebih parah seringkali memicu penggunaan pestisida secara intensif. Padahal, penggunaan pestisida berlebihan dapat berdampak pada lingkungan dan kesehatan manusia, serta menyebabkan resistensi wereng terhadap pestisida.

5. Pengurangan Hasil Panen

Karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan padi, maka hama ini jelas dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Sehingga, serangan dari jenis hama ini bisa menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi petani.

Detail Serangan Hama Wereng di Klaten

Menurut keterangan para petani di Desa Karangdowo, Klaten, tanaman padi di desa mereka sudah mendapat serangan hama sejak sekitar 1 bulan terakhir. Penyebab munculnya diklaim akibat sudah memasuki musim pancaroba

Hal ini karena selama musim pancaroba, terjadi perubahan iklim yang ditandai dengan peningkatan suhu dan kelembapan. Sementara itu, wereng cenderung berkembang biak dan bertahan hidup dengan baik dalam kondisi iklim yang hangat dan lembab.

Selain itu, dalam beberapa waktu terakhir memang Indonesia tengah mengalami masalah perubahan iklim akibat El Nino. El Nino adalah fenomena alam periodik yang mengakibatkan kekeringan parah di beberapa wilayah, termasuk wilayah Asia Tenggara seperti Indonesia.

Suparjo, salah satu petani Karangdowo (14/07/23) mengklaim bahwa hama wereng di Klaten ini menyerang padi yang baru ditanam hingga menjelang berbuah. Jika terkena serangan, maka tanaman padi bisa mengering seperti habis terbakar.

Petani lainnya yaitu Sunar mengaku bingung, karena beberapa WBC yang menyerang tidak juga mati meski sudah disemprot antihama. Sementara itu, Sri Hartanto selaku Kades menyatakan bahwa varietas yang paling banyak kena serangan adalah jenis Inpari 32.

Secara lebih rinci, Widiyanti selaku Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Klaten menyebut serangan WBC di Klaten ini tersebar di beberapa area. Total luas yang terkena serangan adalah sekitar 14 hektar, termasuk 10 hektar di Desa Karangdowo.

Di siis lain, laporan lain yang diterima oleh Bupati Klaten yaitu Sri Mulyani mengatakan bahwa luas serangan sudah mencapai 17 hektar. Lokasinya tersebar di 8 kecamatan berbeda yaitu Karangdowo, Prambanan, Gantiwarno, Jogonalan, Pedan, Juwiring, Trucuk, serta Cawas.

Strategi Penanganan Hama Wereng di Klaten oleh Petani

Umumnya, ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai langkah untuk mencegah serta mengatasi serangan WBC. Mulai dari memilih variates yang tahan, melakukan rotasi tanaman, penerapan jarak tanam yang tepat, hingga pemupukan serta penyiraman secara optimal.

Namun dalam kasus ini, hama wereng di Klaten menyerang padi yang sudah ditanam, bahkan ada yang sudah menjelang berbuah. Oleh karena itu, satu-satunya strategi pengendalian paling efektif untuk dilakukan adalah dengan menyemprotkan cairan antihama (pestisida).

Salah satu petani mengklaim bahwa mereka sudah sangat sering menyemprot, tetapi WBC masih selalu muncul muncul. Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa tanamannya masih belum mati, tapi harus segera di atasi agar tidak sampai gagal panen atau mengering.

Mentan SYL Meninjau Penanganan Hama Wereng di Klaten

Sebagai tindak lanjut, Mentan SYL pada Jumat, 14/7/2023 kemarin turun langsung ke Klaten bersama Bupati Sri Mulyani untuk melakukan peninjauan. Dari hasil peninjauan tersebut, diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Lokasi Peninjauan Hama Wereng di Klaten

Peninjauan dilakukan terhadap lahan garapan Kelompok Tani (Poktan) Mekar Tani di Karangdowo seluas 30 hektar. Dari hasil peninjauan tersebut, diketahui bahwa varietas yang dominan adalah padi jenis Inpari 32 dengan umur tanaman sekitar 2-5 hari sesudah tanam.

2. Jenis Hama

Sesuai dengan laporan sebelumnya, padi di area peninjauan terdeteksi diserang oleh OPT jenis WBC (Wereng Batang Cokelat). Adapun populasi rata-ratanya adalah sekitar 10 ekor per rumpun stadia imago bunting, dengan kategori serangan ringan.

3. Luas Serangan

Luas penanaman padi di Kabupaten Klaten tahun ini sejak periode April, Mei, hingga Juni berturut-turut adalah 18.514, 20.446, dan 21.392 ha. Adapun tingkat produktivitas rata-ratanya adalah sekitar 6,648 ton per hektar.

Sementara itu, luas serangan WBC yang terjadi pada periode tersebut berturut-turut adalah 0, 10, dan 14 ha yang termasuk kategori serangan ringan. Jadi, secara keseluruhan memang luas serangan tidak terlalu signifikan, tetapi tetap tidak bisa diabaikan.

4. Pendapat Mentan SYL

Berdasarkan hasil peninjauan di atas, Mentan SYL menyatakan bahwa meskipun kasus hama wereng di Klaten masuk kategori ringan, petani harus tetap waspada. Yaitu dengan terus melakukan pengendalian preventif melalui bahan pengendali ramah lingkungan (APH).

Contohnya yaitu seperti pestisida nabati atau pestisida biologi. Mentan berkata kegiatan monitoring OPT dan pengendalian preventif ini harus diintensifkan melalui kerja sama seluruh pihak mulai dari petani, petugas lapangan, hingga pemerintah serta stakeholder lainnya.

5. Bantuan dari Mentan

Secara bersamaan dengan kegiatan peninjauan hama wereng di Klaten, Mentan SYL turut memberikan bantuan kepada petani setempat secara simbolis. Bantuannya meliputi 50 liter pestisida nabati, 20 kg pestisida biologi, serta 5 unit powerthraser.

Dalam kesempatan tersebut, Mentan juga memuji langkah penanganan hama wereng oleh para petani Karangdowo. Dari hasil pengamatannya, ia menilai bahwa upaya penanganan di Klaten sudah berjalan dengan baik.

Kemudian, ia berpesan agar Klaten bisa menjadi contoh bagi daerah lain terkait penggunaan pengendali hama ramah lingkungan. Terakhir, Bupati Sri Mulyani menyampaikan rasa terima kasihnya atas perhatian jajaran Kementan pada serangan hama wereng di Klaten.

Also Read

Bagikan:

Joko Warino S.P M.Si

Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau dengan bidang keahlian Ilmu Tanah dan Kesuburan Tanah. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat.

Tags

Tinggalkan komentar