Efektivitas pupuk bersubsidi menjadi salah satu pekerjaan, yang perlu dilakukan pemerintah. Dalam upayanya bertujuan untuk penyaluran pupuk dengan cepat.
Saat ini ada satu masalah dalam pertanian, yang sering dialami oleh petani Indonesia. Salah satunya adalah mahalnya biaya produk perawatan pertanian. Hal tersebut seperti pupuk dan obat-obatan pertanian.
Tentu saja melihat permasalahan tersebut pemerintah memiliki program khusus bagi masyarakat. Salah satunya adalah pemberian subsidi pada jenis bahan baku pertanian tersebut. Kali ini pemerintah memiliki inovasi baru, yang dinilai membantu prosesnya.
Daftar Progres Efektivitas Pupuk Bersubsidi dengan Aplikasi Baru
Sejauh ini proses distribusi bantuan pertanian dari pemerintah kepada petani masih dilakukan secara tradisional. Dimana prosesnya masih membutuhkan waktu cukup lama. Tentunya hal ini menyebabkan berbagai masalah baru bagi petani.
Proses penyaluran tidak tepat waktu akan menghambat produktivitas. Hal tersebut tidak akan sesuai dengan proses perwujudan tujuan negara, untuk menjadi pemasok beras di dunia. Berikut ini progres aplikasi baru dalam upaya efektivitas pupuk bersubsidi, yaitu:
1. Aplikasi i-Pubers
Saat ini PT Pupuk Indonesia sebagai Persero tengah mempersiapkan uji coba aplikasi baru. Apk tersebut nantinya mampu dimanfaatkan oleh masyarakat dan pemerintah dalam proses distribusi bantuan pertanian.
Proses uji coba dan integrasi sistem ini nantinya diharapkan mampu memberikan hasil memuaskan. Dimana pengujiannya mampu memberikan hasil akhir, yang sesuai dengan tujuan pembuatannya.
i-Pubers sendiri merupakan aplikasi penebusan bantuan pupuk dari pemerintah. Masyarakat nanti bisa mengaksesnya dalam tingkat kios. Sehingga pemilik kios nanti perlu mengunduh aplikasi tersebut dalam proses penyalurannya.
Proses kerja dari layanan tersebut tentunya akan sangat fleksibel. Dalam hal ini kios sebagai pengecer wajib melakukan input terkait data penyalurannya. Dimana setiap bulan data dalam i-Pubers akan langsung terintegrasi pada SI Verval.
Tentu saja hal ini menjadi salah satu upaya efektivitas pupuk bersubsidi kepada masyarakat. sehingga nantinya semua data dan penyalurannya bisa tersistem secara digital. Hal ini membuat prosesnya menjadi lebih mudah dan cepat.
Sehingga aplikasinya akan membantu masyarakat dalam menginput data dengan efisien. Hal ini sejalan dengan penjelasan Gusrizal selaku Direktur Pemasaran dari PT Pupuk Indonesia.
2. Lokasi Uji Coba Apk Baru
Persiapan uji coba teknis tersebut sejalan dengan pemilihan lokasinya. Dalam hal ini PT Pupuk Indonesia selaku pihak yang menginisiasi sudah menentukan lokasinya. Rencana uji coba dilakukan pada 3 provinsi di Indonesia.
Ketiga provinsi yang akan merasakan aplikasi tersebut untuk pertama kalinya adalah Kalimantan Selatan, Bangka Belitung dan Riau. Nantinya kios penyalur kebutuhan pertanian, yang sudah terdaftar perlu menggunakan layanan tersebut.
Berjalannya waktu pemerintah akan menilai dan mengevaluasi pemakaian produknya. Besar harapan pemerintah agar layanan ini mampu memberikan kontribusi besar dalam masyarakat. Namun tetap saja pengujian langsung ini menjadi tahapan untuk dilakukan.
Langkah efektivitas pupuk selanjutnya adalah melalui aplikasi tersebut akan membantu integrasi sistem secara digital. Sehingga agar manfaatnya bisa lebih maksimal pemerintah akan melakukan perbaikan maupun penambahan jika memang diperlukan melihat hasil ujinya.
3. Efektivitas Pupuk Bersubsidi Melalui Sistem Apk
i-Pubers merupakan penamaan bagi apk distribusi pertanian. Namun disini Anda juga perlu mengetahui lebih jauh terkait sistem, yang tersemat dalam teknologi tersebut. Sehingga masyarakat akan mampu mengetahui teknologinya dengan lebih baik.
Sistem dalam layanan tersebut menggunakan T-Pubers, yang telah terintegrasi secara langsung dalam apk. T-Pubers sendiri merupakan tebus pupuk subsidi, yang berasal dari Kementerian Pertanian bersama apk rekanan Pupuk Indonesia.
Sistem T-Pubers itu yang nantinya mampu melakukan integrasi terhadap data penerima bantuan. Layanannya dinilai mampu membantu efektivitas pupuk bersubsidi karena langsung tersinkron dengan e-Alokasi data stok di Rekan.
Sehingga tujuan utamanya adalah agar penebusan produk dapat lebih mudah dan sederhana. Nantinya manfaatnya juga dapat dirasakan oleh kios serta petani.
4. Kondisi Sebelum Uji Coba
Perlu masyarakat ketahui bahwa rencana uji coba secara resmi pada 3 provinsi diatas dilakukan pada tanggal 27 Juni. Sebelum prosesnya berlangsung ada beberapa kondisi yang perlu masyarakat ketahui. Hal ini menjadi informasi penting dan catatan khusus bagi petani.
Mengingat pelaksanaan uji coba di tanggal 25-26 Juni, maka sebelum sistem beroperasi ada beberapa kendala dalam proses penebusan. Hal ini hanya berlangsung pada 3 provinsi uji coba, yaitu Bangka Belitung, Kalimantan Selatan dan Riau.
Agar efektivitas pupuk bersubsidi dapat berjalan lancar maka di tanggal 19-25 Juni tahun 2023 berlaku masa transisi. Transisi sistem tersebut membuat petani tidak dapat menebus pupuk di kios pada provinsi tersebut.
Hal tersebut karena sebelum uji coba berlangsung perhitungan stok produk beserta sisa alokasinya. Nantinya stok tersebut akan masuk pada i-Pubers. Baru setelah itu penebusan dapat kembali normal dengan apk Go Live di tanggal 27 Juni.
5. Efektivitas Pupuk Bersubsidi dengan Melakukan Sosialiasi
Tentu saja digitalisasi menjadi pembahasan asing bagi sebagian petani. Maka dari itu agar edukasi berjalan dengan baik di kalangan petani, Pupuk Indonesia sudah melakukan sosialisasi secara terencana.
Gusrizal menjelaskan bahwa sosialisasi terkait perubahan sistem sudah dilakukan sejak bulan Juni awal sampai pertengahan. Tujuannya adalah agar efektivitas pupuk bersubsidi berjalan lancar, memberikan manfaat bagi petani dan tepat sasaran.
Dalam sosialisasinya ikut hadir beberapa pihak dalam pertanian. Hal tersebut seperti tenaga penjualan, dinas terkait, kios serta distributor.
6. Perbaikan Data Pertanian
Proses pembuatan aplikasi terbaru ini memiliki tujuan yang sangat penting. Fungsi utamanya adalah sebagai alat perbaikan pada data pertanian. Di Indonesia dengan jumlah petani yang cukup banyak tentu membutuhkan data yang berkualitas.
Data tersebut nantinya juga akan membantu pemerintah dalam menentukan kebijakan tahun-tahun selanjutnya. Maka dari itu inisiasi layanan tersebut dalam efektivitas pupuk bersubsidi dinilai cukup tepat.
7. Latar Belakang
Lahirnya produk digital terbaru dari Kementerian Pertanian ini tentu memiliki latar belakang. Hal ini menjadi kegiatan lanjutan setelah turunnya instruksi dari Presiden Joko Widodo. Secara langsung Kementerian Pertanian dan BUMN dituntut untuk perbaikan data.
Hal ini meliputi banyak hal termasuk dalam upaya digitalisasi proses penyerahan bantuan pertanian. Mengingat tahun selanjutnya pemerintah akan menggunakan sistem penyerahan secara langsung. Sehingga nantinya tidak akan melalui kios penyalur lagi.
Tentu saja hal ini akan membantu petani memperoleh produk dengan lebih cepat. Bahkan dengan begitu proses penyaluran akan jauh lebih transparan dan efisien. Sehingga nantinya efektivitas pupuk bersubsidi bisa berjalan secara lancar.
Hal ini juga menjadi tindakan lanjutan setelah uji coba kios digital dalam penebusan pupuk tahun 2022 di Bali. Selanjutnya uji coba lanjutan dilakukan di Kabupaten Aceh Besar pada 2023 awal.
Kedua uji coba awal memberikan hasil yang baik. Para petani dan pemilik kios mengatakan proses penebusan menjadi lebih cepat dan mudah memakai layanan tersebut.
8. Mekanisme Penebusan
Efektivitas pupuk bersubsidi juga tidak lepas dari sosialisasi mekanisme penebusan. Dalam hal ini Gusrizal kembali menyebutkan bahwa langkah penebusan oleh petani tergolong mudah. Disini petani hanya perlu membawa KTP dan datang ke kios penebusan.
Nantinya KTP tersebut akan dipindai untuk memperoleh NIK petani. Fungsinya adalah untuk memindai data petani dalam sistem e-alokasi. Baru setelah itu kios diharuskan menginput nominal transaksi penebusan.
Setelah semua proses dilakukan petani wajib membubuhkan tanda tangannya di i-Pubers. Sehingga nantinya ketika transaksi berlangsung petani, KTP beserta produk perlu difoto oleh pemilik kios dalam i-Pubers.
Aplikasi ini juga sudah dilengkapi oleh geo-tagging serta timestamps. Sehingga nantinya pencatatan lokasi dan waktu transaksi mudah ditelusuri. Sedangkan saat KTP tidak sesuai perlu disertai dengan surat keterangan desa.
Tentunya proses digitalisasi ini menjadi modal awal kemajuan pertanian Indonesia. Pastinya dengan adanya aplikasi tersebut mampu membuat proses efektivitas pupuk bersubsidi dan kemakmuran petani tercapai.