7 Cara Menanam Padi dari Persiapan Hingga Panen

Joko Warino S.P M.Si

Cara Menanam Padi dari Persiapan Hingga Panen

Cara menanam padi tidak hanya untuk para petani saja. Anda yang ingin mencoba budidaya sendiri juga bisa mempelajarinya. Rata-rata petani menerapkan metode konvensional.

Metode ini menggunakan peralatan sederhana, jadi lebih mudah untuk diikuti. Pada perkembangan saat ini proses tanam padi sebenarnya sudah menggunakan alat modern.

Yaitu rice planter yang menjadikan pekerjaan lebih cepat selesai. Namun untuk mengadakan alat ini diperlukan biaya lagi, jadi masih dinilai kurang efisien.

Cara Menanam Padi dari Persiapan Hingga Panen

Cara menanam padi sendiri masih terus dilakukan bahkan dikembangkan agar hasilnya semakin banyak setiap tahun. Mengingat pertumbuhan jumlah penduduk yang juga terus meningkat.

Hal ini dilakukan karena beras merupakan makanan pokok mayoritas penduduk Indonesia. Dalam budidaya sendiri ditanam berbagai jenis varietas yang bervariasi.

Paling banyak ditanam oleh petani adalah yang memiliki masa panen 3-4 bulan sehingga dalam satu tahun bisa panen 3-4 kali. Beberapa hal perlu dipersiapkan sebelum mulai menanam padi.

1. Pengolahan Lahan sebelum Menanam Padi

Pengolahan Lahan sebelum Menanam Padi

Syarat iklim yang harus dipenuhi dalam penerapan cara menanam padi adalah daerah berhawa panas dan banyak mengandung uap air. Curah hujan rata-rata minimal 200 mm per bulan, dengan distribusi selama 4 bulan.

Sementara curah hujan per tahun yang dikehendaki sekitar 1500-2000 mm. Suhu terbaik untuk pertumbuhan tanaman adalah 230 C. Tinggi tempat paling cocok sekitar 0-1500 m dpl.

Jenis tanah harus memiliki kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat tumbuh optimal pada tanah yang ketebalan lapisan atasnya 18-22 cm dan PH antara 4-7.

Setelah syarat iklim dan kondisi tanah terpenuhi, tahapan selanjutnya adalah pengolahan.

Pengolahan bertujuan untuk mengubah keadaan tanah pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh struktur dan tekstur ideal. Tahapannya sebagai berikut.

  1. Lahan persawahan harus bersih dari sampah seperti plastik, jerami sisa panen, atau tanaman gulma. Untuk sampah tanaman ini bisa dibabat untuk dijadikan sebagai kompos.
  2. Dilakukan untuk area pematang dan petak yang tidak memungkinkan untuk dibajak. Cara menanam padi tahap ini menggunakan peralatan sederhana dan bisa dilakukan sendiri.
  3. Menggunakan bajak tradisional maupun mesin tujuannya sama yaitu memecah bongkahan tanah serta membalikkannya. Sehingga jerami yang tersisa dapat membusuk atas bantuan mikroorganisme. Pembajakan bisa juga dilakukan menggunakan bajak rotari yang berguna untuk melembutkan tanah supaya teksturnya berlumpur. Kemudian diinkubasi selama kurang lebih selama 1 minggu.
  4. Tujuan dari tahap ini adalah meratakan serta menghancurkan gumpalan tanah. Selama penggaruan saluran masuk dan keluar air ditutup agar lumpur tidak hanyut terbawa. Penggaruan dilakukan berulang kali agar permukaan tanah menjadi rata.

2. Penyiapan Tanpa Olah Tanah (TOT)

Setelah pengolahan tanah untuk mengembalikan struktur dan teksturnya, langkah selanjutnya adalah penyiapan untuk bisa segera ditanami. Cara menanam padi pada tahap ini dilakukan melalui 2 cara.

  • Cara tebas

Gulma adalah tanaman pengganggu yang bisa menghambat pertumbuhan tanaman utama. Dalam tahap penyiapan lahan gulma perlu ditebas dengan tajak besar disaat lahan berair. Kemudian dibiarkan terhampar membusuk selama 2 minggu.

Proses selanjutnya di gumpal dan dibiarkan selama dua minggu kemudian gumpalan dibalik lagi.

Setelah gumpalan rumput membusuk lalu dihamparkan secara merata pada seluruh permukaan petakan sumber hara tanaman selama beberapa hari sebelum ditanami bibit.

  • Cara Herbisida

Cara menanam padi untuk proses penyiapan ini juga bisa dilakukan secara kimiawi menggunakan herbisida. Pada saat penyemprotan, petakan diusahakan untuk tidak tergenang air.

Penyemprotan paling optimal sebelum masuk musim hujan atau air pasang datang menggenangi petakan. Gulma dapat disemprot menggunakan herbisida non selektif contohnya glifosat atau paraquat.

Penyemprotan dilakukan lebih awal lebih baik agar waktu tanam tidak tertunda karena menunggu gulma membusuk. Cara menanam padi setelah penyiapan ini bisa dilanjutkan setelah gulma bersih dari petakan.

Penyiapan selain dilakukan pada petakan yang umum dijadikan sawah bisa juga diterapkan pada lahan salin.

Meski sebenarnya tipe lahan ini lebih ideal untuk tanaman kelapa, namun melalui sistem surjan lahan salin bisa juga untuk padi.

Paling penting adalah memilih varietas yang toleran terhadap salinitas tersebut. Saat ini sudah banyak tersedia benih hasil inovasi pertanian dengan kemampuan adaptasi lebih baik. Anda bisa mendapatkannya di toko pertanian.

3. Cara Menanam Padi Tahap Persemaian Basah

Cara Menanam Padi Tahap Persemaian Basah

Tahap ini diawali dengan pemilihan benih berkualitas. Lebih mudahnya berkonsultasi terlebih dahulu dengan penyedia benih atau toko pertanian terpercaya. Selanjutnya melakukan persemaian bisa secara basah maupun kering.

Umur bibit yang ditanam nantinya akan sangat bergantung pada metode tanamnya apakah umur 15 – 21 hari, metode SRI umur 7 – 10 hari, atau metode Hazton yang memerlukan bibit tua (25 – 35 hari semai).

Persemaian basah memiliki kelebihan karena dapat menampung benih skala besar. Tetapi cara menanam padi ini juga memiliki sisi kekurangan. Diantaranya adalah:

  1. Perlu tempat luas sehingga waktu yang dibutuhkan dan tenaga kerja lebih banyak dalam menyiapkan media
  2. Pengontrolan bibit kurang terpantau
  3. Untuk mencabut dan memindahkan bibit ke lahan sawah memerlukan tenaga kerja lebih banyak

Saat pelaksanaannya lokasi persemaian sebaiknya adalah hamparan luas. Tujuannya agar memudahkan pemeliharaan serta diupayakan dekat sumber air, memiliki drainase baik, mudah diairi, dan persemaian terkena sinar matahari langsung.

Tahap persemaian dimulai dari persiapan lahan seperti dibajak, kemudian digaru dan diberi pupuk organik.

Sampai kondisi tanah berlumpur dengan kedalaman 20 cm, baru kemudian dibuat bedengan semai selebar 1,0 – 1,5 m setinggi sekitar 10 cm.

Setelah benih direndam dan diperam kemudian ditabur merata. Setelah bibit tumbuh dilanjutkan dengan pemupukan menggunakan urea dosis 40 gram/m2. Apabila muncul gejala terserang hama maka perlu segera dikendalikan.

Selain pemupukan urea bisa juga diganti dengan pupuk daun. Lima hari setelah benih ditabur, persemaian perlu diberi pengairan hingga tergenang setinggi kira-kira 1 cm selama 2 hari. Setelah itu bisa dilakukan terus-menerus setinggi kira – kira 5 cm.

Sebelum pencabutan, lahan persemaian perlu digenangi air selama 1 hari antara 2-5 cm agar tanah menjadi lunak sehingga mudah dicabut dan tidak rusak.

Persemaian basah dapat dimodifikasi menggunakan sistem dapok untuk memudahkan penanaman.

4. Cara Menanam Padi Sawah melalui Persemaian Kering

Cara Menanam Padi Sawah melalui Persemaian Kering

Persemaian kering memiliki beberapa kelebihan diantaranya mudah dalam menyiapkan media semai. Kemudian juga mudah dalam perawatan, pencabutan bibit, serta pendistribusiannya ke sawah untuk dipindah tanam.

Namun metode semai ini memiliki kelemahan berupa kurangnya kemampuan menampung benih dalam jumlah besar.

Lebih ideal untuk kebutuhan bibit terbatas atau untuk penerapan cara menanam padi 2 -3 bibit per lubang tanam.

  1. Tahapan pembuatan persemaian kering dimulai dari persiapan wadah semai. Bisa menggunakan plastik, daun pisang, sak semen, nampan, besek bambu atau keranjang. Jika menggunakan plastik, daun pisang atau sak semen bisa dihamparkan saja di atas tanah.
  2. Kemudian setiap sisinya ditahan menggunakan batang kayu agar tanah untuk persemaian dapat ditahan dengan baik. Dilanjutkan dengan persiapan media. Media dapat menggunakan tanah dicampur pupuk organik perbandingan 3:1. Pupuk organik harus benar-benar matang karena dapat mempengaruhi pertumbuhan. Cara mengeceknya dengan memasukan pupuk organik ember yang berisi air, tunggu sampai mengendap dan lihat, jika bening berarti pupuk organik matang dan siap digunakan.
  3. Selanjutnya media semai dimasukan ke wadah dan diratakan. Benih yang sudah direndam dan diperam disebar merata dengan kepadatan 0,6-0,7 kg/m2. Siram air secukupnya, tutup persemaian menggunakan karung plastik, terpal atau daun pisang.
  4. Cara menanam padi dilanjutkan dengan pemeliharaan semaian. Yaitu setelah pertumbuhannya kira-kira 2 cm atau 4 hari setelah semai penutup bisa dibuka. Penyiraman 2x sehari tergantung kondisi cuaca.
  5. Setelah tutup dibuka maka penyiraman dilakukan cukup 1 hari sekali. Bibit siap ditanam sesuai metode tanam yang dipilih. Dari metode ini pencabutan lebih mudah serta tidak memerlukan banyak tenaga kerja.

5. Teknik Penanaman Padi Sawah

Teknik Penanaman Padi Sawah

Cara menanam padi berikutnya adalah tahap inti. Setelah persemaian, dicabut, kemudian diangkut ke petakan sawah.

Jika lokasi tidak berjauhan Anda bisa menggunakan peralatan sederhana misalnya nampan untuk mengangkut benih.

Pada tahap ini, rata-rata petani Indonesia menggunakan cara menanam mundur. Tujuannya supaya tidak merusak benih yang telah diletakkan sebelumnya.

Namun di beberapa daerah ada yang menerapkan cara maju dengan pengaturan jarak tanam sedemikian rupa.

  1. Perhatikan petakan yang Anda gunakan, jika merupakan area beririgasi maka pengairan lebih kontinyu. Genangi petakan secukupnya, sehingga benih yang diletakkan minimal tergenang sampai 2 atau 3 cm.
  2. Tapi apabila jauh dari sumber irigasi, artinya petakan merupakan sawah tadah hujan. Supaya membantu pertumbuhan tanaman Anda bisa membuat pengairan buatan. Cara menanam padi ini sangat mungkin dilakukan apabila jumlah petakan serta luasnya masih kecil.
  3. Arah menanam pada persawahan adalah menyamping, kemudian mundur, seterusnya dari awal petakan sampai akhir. Untuk jarak tanam sendiri bisa dikira-kira 10, 15, atau 20 cm. Karena manual mungkin pengaturan jarak ini tidak bisa akurat.
  4. Untuk diperhatikan juga bahwa varietas dengan jumlah anakan banyak memerlukan jarak tanam lebih lebar. Pada tanah subur jarak tanam juga perlu dibuat lebih lebar. Sebab pertumbuhan akar lebih luas, begitu juga batang tanaman.
  5. Sebaliknya di daerah pegunungan jarak penanaman perlu dibuat lebih rapat karena bibit tumbuh lebih lambat. Cara menekan bibit juga perlu diperhatikan, idealnya 2-3 batang bibit ditanam pada kedalaman 3-4 cm.

6. Pemeliharaan Tanaman Padi yang Sesuai

Pemeliharaan Tanaman Padi yang Sesuai

Setelah melakukan semua tahapan cara menanam padi dengan benar, selanjutnya Anda perlu melakukan pemeliharaan. Pertama tentu saja dengan memastikan ketersediaan air pada sistem irigasi baik alami maupun buatan aman dan memadai.

Setelah tanam, petakan perlu dikeringkan 2-3 hari lalu diairi kembali sedikit demi sedikit. Mulai umur 8 hari genangan air mencapai 5 cm. Umur 8-45 hari kedalaman ditingkatkan menjadi 10 sampai 20 cm.

Pada saat mulai berbulir, penggenangan dilanjutkan hingga mencapai 20-25 cm. Setelah padi mulai menguning ketinggian air dikurangi sedikit demi sedikit. Ini adalah persiapan untuk menyambut masa panen.

Kemudian, tidak boleh dilupakan adalah pemupukan. Pada awal pertumbuhan tanaman memasuki fase vegetatif. Bisa memperbanyak pemupukan urea atau NPK sekaligus dengan mengikuti dosis anjuran.

Pemupukan yang diterapkan pada cara menanam padi bisa juga menggunakan pupuk kandang dosis 5 ton/ha. Ini diberikan dua minggu sebelum tanam bersamaan dengan pembajakan. Sementara urea diberikan 2 kali, yaitu 3-4 minggu, 6-8 minggu.

Penyulaman juga termasuk dalam pemeliharaan, yaitu mengganti yang mati dengan benih baru maksimal 14 hari setelah penanaman. Mengingat penyulaman pasti dilakukan, maka pada saat menyemai perlu disisakan cadangan.

Cara menanam padi pada tahap pemeliharaan juga meliputi proses penyiangan. Yaitu mencabut rumput pengganggu di sekitar tanaman. Aktifitas ini sekaligus dapat meningkatkan kegemburan tanah.

Penyiangan dilakukan dua kali yaitu saat umur 3 dan 6 minggu dengan menggunakan landak (alat penyiang mekanis). Penyiangan berikutnya bisa fleksibel, ketika muncul gulma atau rumput liar lainnya bisa dilakukan kembali.

7. Pengendalian Hama Terpadu yang Perlu Diketahui

Pengendalian Hama Terpadu yang Perlu Diketahui

Pengendalian hama terpadu atau PHT merupakan suatu tahap cara menanam padi yang mengandung prinsip menciptakan kondisi optimal bagi lingkungan.

Tujuannya untuk meningkatkan produksi, menekan kerusakan tanaman serta mengurangi pencemaran.

Pengendalian hama tikus bisa dilakukan dengan melepaskan predatornya. Misal tidak dilakukan, secara alami keberadaan tikus akan menarik perhatian ular sebagai predatornya. Selain mengandalkan predator bisa dengan memasang perangkap.

Pengendalian hama penggerek batang paling penting dilakukan sebab ini akan menyebabkan gagal panen.

Contoh hama ini adalah penggerek batang kuning (Tryporyza incertulas), bergaris (Chilo suppressalis), putih (Tryporyza innotata), dan merah jambu (Sesamia inferens).

Bisa diterapkan cara pengendalian mekanis dengan mengambil kelompok telur saat tanaman berumur 10-17 hari. Jika populasi tinggi dapat dikendalikan dengan insektisida butiran maupun cairan.

Wereng coklat atau wereng punggung putih juga merupakan hama langganan. Dalam cara menanam padi tahap pemeliharaan bisa dilakukan pengendalian melalui pengamatan perkembangan hama dan perimbangan musuh alami.

Keong mas juga jadi salah satu hama paling bandel. Pengendaliannya bisa dengan cara pencegahan introduksi pada area baru. Jika terlanjur masuk bisa dilakukan pengambilan secara manual.

8. Panen dan Pasca Panen Padi

Panen dan Pasca Panen Padi

Penanganan panen dimulai dari kegiatan penentuan periode panen. Waktu panen harus tepat agar tidak menimbulkan kehilangan hasil dari segi kuantitas dan kualitas.

Penentuan waktu tersebut dapat dilakukan dengan pengamatan visual dan teoritis.

Pengamatan visual yaitu melihat penampakan di hamparan sawah. Umur panen optimal dicapai apabila 90-95% butir pada malai berwarna kuning atau kuning keemasan.

Kondisi ini akan menghasilkan gabah berkualitas serta rendeman giling yang baik.

Pengamatan teoritis yaitu melihat deskripsi varietas dan mengukur kadar air dengan moisture tester. Berdasarkan deskripsi varietas umur panen paling tepat adalah 30-35 hari setelah bunga merata atau 135-145 HST.

Jika diamati berdasarkan kadar air umur panen optimal dicapai setelah kadar air gabah mencapai 22 -23% pada musim kemarau. Atau antara 24 – 26 % pada musim hujan.

Cara menanam padi pada tahap pemanenan bisa dilakukan menggunakan alat dan mesin. Alat dan mesin modern yang kini ramai digunakan petunia diantaranya adalah Reaper, striper, dan combine harvester

Setelah pemanenan, selanjutnya dilakukan perontokkan. Cara tradisional biasanya dengan dipukul-pukul. Namun kini sudah banyak dijual mesin otomatis perontok yang meningkatkan efisiensi kerja.

Setelah itu dilakukan pengeringan dengan menjemur di bawah sinar matahari langsung. Setelah mengering, kemudian dilanjutkan dengan tahap penggilingan. Fungsinya untuk mengupas kulit dan menghasilkan bulir beras.

Pada dasarnya untuk skala kecil, Anda bisa mempraktekkan budidaya tanaman pokok ini di areal terbatas.

Namun jika ingin hasilnya lebih optimal, sebanding dengan tenaga serta biaya yang dikeluarkan bisa menerapkan cara menanam padi di area petakan sawah lebih besar.

Also Read

Bagikan:

Joko Warino S.P M.Si

Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau dengan bidang keahlian Ilmu Tanah dan Kesuburan Tanah. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat.

Tags

Tinggalkan komentar