Begini Cara Menanam Jagung yang Baik dan Tepat

Joko Warino S.P M.Si

Begini Cara Menanam Jagung yang Baik dan Tepat

Penasaran bagaimana cara menanam jagung yang baik dan tepat, terutama bagi pemula? Kami akan mengulasnya secara lengkap di sini sebagai gambaran sekaligus panduan.

Pangan adalah salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak pernah lekang oleh waktu. Hasil panen bisa dijual ke pasar dalam maupun luar negeri jika kualitasnya memenuhi standar.

Syarat Tanam yang Baik dan Benar

Sebelum masuk ke langkah tepat cara menanam jagung pada lahan pertanian, hal pertama yang harus dipahami adalah berbagai syaratnya.

Beberapa syarat di bawah ini akan mempengaruhi keberhasilan panen asalkan dipenuhi dengan tepat:

  1. Lahan yang digunakan untuk penanaman harus memiliki curah hujan cukup baik
  2. Suhu sekitar lahan tersebut biasanya ada pada kisaran 24 hingga 31 derajat celcius
  3. Mendapatkan sinar matahari langsung, minimal selama 8 jam setiap harinya
  4. Tekstur tanah disarankan gembur untuk menyempurnakan cara menanam jagung yang baik dan benar
  5. Unsur hara dalam tanah harus dipastikan cukup
  6. pH tanah ada pada kisaran 5,5 sampai 7,5
  7. Kemiringan pada tanah tidak boleh lebih dari 8%
  8. Ketersediaan airnya memadai

Delapan syarat di atas menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara lebih baik.

Jika salah satunya tidak terpenuhi, mungkin saja jagung tetap tumbuh dan bisa dipanen. Namun, tidak ada kepastian apakah hasilnya berkualitas atau tidak.

Cara Menanam Jagung Secara Konvensional

1. Proses Penanaman Jagung

Cara Menanam Jagung Secara Konvensional

Setelah memahami dan memenuhi semua persyaratan tersebut, baru bisa lanjut ke cara mudah menanam jagung.

Dalam proses tanam ini terdapat beberapa langkah harus diikuti dengan berurutan, dimana langkah-langkahnya adalah:

  1. Buat bedengan atau tanah yang ditinggikan sebagai tempat benih dengan jarak 100 x 40 cm
  2. Tanam benih jagungnya pada kedalaman 3 hingga 5 cm dan setiap lubang bisa diisi oleh dua buah bibit
  3. Setelah memasukkan benih, tutup kembali dengan tanah dan kompos, terus ulangi sampai semua lubang terisi dengan jarak antara 60 hingga 75 cm
  4. Lakukan penyiraman secara rutin, terutama saat musim panas

Hanya empat langkah saja, terlihat sederhana, namun membutuhkan ketelitian dalam hal pengukuran dan pemilihan jenis tanah.

Ketika sudah masuk proses penyiraman, konsistensi juga dibutuhkan karena sangat menentukan cukup tidaknya nutrisi pada tanaman tersebut.

2. Perawatan yang Dilakukan Setelah Tanam

Perawatan yang Dilakukan Setelah Tanam

Setelah sampai ke proses penyiraman, masih ada lagi hal tidak kalah penting harus diterapkan, yakni perawatan.

Agar hasil panennya berkualitas baik, penerapan cara menanam jagung yang baik dan benar harus melibatkan beberapa perawatan berikut:

  • Penyulaman

Penyulaman merupakan proses menggantikan tanaman lama yang mati dan rusak dengan bibit tanaman baru.

Biasanya perawatan ini dilakukan dalam kurun waktu 1 sampai 3 bulan, tergantung kerusakan. Penyulaman dilakukan maksimal satu minggu setelah tanaman rusak.

  • Penjarangan

Setelah usianya mencapai satu minggu, bisa dilakukan penjarangan, yakni memangkas beberapa batang.

Tujuannya untuk memperluas area penanaman sehingga semua pohon bisa tumbuh secara merata dan hasil panennya bisa bagus untuk setiap tanaman.

  • Pembumbunan

Perawatan ini unik, yakni dengan mengambil sedikit tanah dari jarak tanam kemudian meletakkannya pada pangkal tanamannya.

Tujuan dari salah satu menanam jagung ini supaya pohon mendapatkan cukup nutrisi terutama dari berbagai unsur hara tanah.

  • Pemupukan serta Pengairan

Hal umum yang sudah pasti harus dilakukan untuk merawat kebun adalah melakukan pemupukan dan pengairan.

Tanah memang sudah memiliki unsur hara, namun terkadang jumlahnya masih belum memadai sehingga tetap dibutuhkan tambahan pupuk.

  • Pencegahan Hama

Mencegah hama pada tanaman dapat dilakukan dengan penyiangan maupun pembersihan dari gulma.

Sistem pencegahan ini harus dilakukan secara rutin untuk menghindari terjadinya kerusakan dalam tingkat rendah maupun tingkat tinggi pada pohon jagungnya.

3. Mendapatkan Hasil Panen yang Memuaskan

Jika melakukan semua cara menanam jagung secara tepat dan berurutan, normalnya pada usia 65 sampai 90 hari sudah siap panen. Akan tetapi, bisa jadi kurang atau lebih tergantung pada kecukupan nutrisi dari lokasi tanam setiap pohon.

Sebagai acuan tepat, beberapa ciri-ciri di bawah ini bisa menjadi pertanda bahwa tanaman sudah siap panen. Mulai dari kulit, rambut, dan sebagainya biasanya akan memenuhi pertanda berikut:

  1. Kulit klobot telah berubah warna menjadi coklat
  2. Rambut pada bagian tongkol sudah kering serta berwarna hitam
  3. Tekstur biji jagungnya tidak hancur maupun terlalu keras ketika ditekan menggunakan jari
  4. Terdapat titik hitam pada ujung biji jagungnya

Dalam jarak waktu antara 65 sampai 90 hari, setiap petani bisa memanen pada hari berbeda secara spesifik.

Untuk memastikan kapan waktunya, bisa melihat berbagai ciri-ciri di atas. Jika sudah menerapkan semua cara menanam jagung dengan baik maka hasilnya maksimal.

Seperti panen pada kebanyakan sayuran, untuk memetik jagung juga harus pada waktu tepat. Jika terlewat atau kurang maka akan memberikan dampak hasil tidak optimal.

Hasil panen harus diperlakukan dengan baik untuk menghindari penurunan harga di pasar.

4. Perlakuan yang Dilakukan Pasca Panen

Pengeringan biasanya metode yang dilakukan setelah panen dengan menurunkan kadar air hingga batas tertentu.

Melalui proses pengeringan, artinya jagung siap untuk mendapatkan proses selanjutnya. Berbagai cara menanam jagung yang baik sudah diketahui bersama.

Di pasaran, produk jagung yang dibutuhkan untuk bisa laku keras adalah 14% kadar airnya. Sementara jika tujuannya untuk disimpan maka kadar airnya diturunkan menjadi 13%. Tujuannya untuk menghindari pertumbuhan jamur pada area lembab.

Proses pengeringan bisa secara langsung dilakukan setelah 24 jam panen dengan beberapa kondisi.

Bisa mengeringkan dalam bentuk tongkol berkelobot, tanpa kelobot, atau juga dalam bentuk pipilan biji sehingga lebih praktis ketika ingin digunakan atau diolah.

Pemipilan awal biasanya dilakukan untuk mempermudah pengeringan. Akan ada beberapa risiko ketika terlebih dahulu tidak dilakukan pengeringan, seperti kulit terkelupas, butirnya rusak, cacat, dan lambat sehingga menghambat cara menanam jagung secara tepat.

Sebelum dikeringkan hingga kadar air terakhirnya sebanyak 13%, terlebih dahulu kadar air dalam jagung mesti mendapatkan kadar air sebanyak 17-18%.

Komposisi air pada tanaman membuat proses pemipilan mudah dilakukan sehingga risiko kerusakan tidak terjadi.

Jika masih menggunakan metode konvensional, dengan menjemur maka bisa melakukan pengeringan pada jam 08.00 hingga 11.30 siang.

Pengeringan bisa dilakukan selama 3 hari saat cuacanya cerah. Untuk alas bisa menggunakan terpal, tikar, dan sebagainya.

Meskipun caranya masih konvensional menggunakan sinar matahari, namun metode ini paling bagus untuk pengeringan.

Kadar air dalam tanaman tidak akan berkurang secara drastis sehingga menyempurnakan berbagai cara menanam jagung untuk panen berkualitas.

Lalu bagaimana nasib tanaman ini ketika musim hujan tiba? BIsa tetap dikeringkan melalui metode konvensional, yakni pengasapan.

Caranya bakar tongkol jagung dan sekam sampai menimbulkan asap. Kemudian gantung jagungnya setinggi 80 cm dari sumber asap.

Untuk bisa mengurangi kadar air dari 29% sampai 14% dibutuhkan waktu kurang lebih selama 14 hari.

Metode pengeringan lainnya bisa dengan mesin, seperti batch dryer dengan suhu sesuai kebutuhan, contoh untuk pembibitan tidak boleh lebih dari 40 derajat celcius.

4. Penyimpanan Hasil Panen Tanaman Jagung

Penyimpanan Hasil Panen Tanaman Jagung

Selesai dikeringkan, tentu hasil panen dan pengeringan tersebut harus disimpan dengan baik. Metode penyimpanan tepat setelah melakukan berbagai cara menanam jagung secara tepat akan menambah harga jual jagungnya di pasaran.

Terdapat dua metode penyimpanan yang bisa dilakukan, dimana kedua metode tersebut. Di antaranya sebagai berikut ini:

  • Simpan di Atas Para-para

Para-para biasanya menjadi salah satu bagian rumah yang selalu ada pada hunian zaman dulu dan dipertahankan oleh beberapa orang, terutama di desa.

Para-para merupakan bagian di bawah atap, biasanya dulu ditempatkan di atas tungku kayu.

Posisi jagungnya bisa diikat di antara satu kayu ke kayu lainnya untuk mendapatkan asap dari kayu yang dibakar.

Karena rentan diganggu tikus, maka sebaiknya turut menyertakan kawat tikus maupun jebakan tikus lainnya untuk menjaga kualitas pasca panen.

  • Simpan di Karung atau Lainnya

Salah satu bagian dari berbagai cara menanam jagung secara tepat adalah menyimpan hasil panennya dalam karung.

Untuk penyimpanan dengan metode ini, kadar air dalam tanaman harus sudah mencapai 14%, tidak boleh lebih karena bisa menimbulkan jamur.

Lain hal jika tujuannya untuk dijadikan benih, maka kadar air mesti mencapai angka 9% dengan suhu pengeringan 21 derajat celcius.

Untuk tujuan dijadikan benih, waktu pengeringannya bisa lebih lama, namun nantinya dapat menghasilkan panen berkualitas.

5. Mutu dan Kualitas Jagung yang Baik

Sebagai petani jagung, tentu yang diharapkan adalah hasil panen terbaik agar harga jualnya bisa meroket.

Untuk kualitas, bisa ditentukan oleh dua hal, yakni kuantitatif dan kualitatif. Pada penilaian kuantitatif, meliputi beberapa ketentuan berikut:

  • Kadar air setelah berhasil menerapkan cara menanam jagung secara tepat dapat diinformasikan dalam bentuk persentase basah
  • Tidak terdapat kotoran
  • Tidak ada butir yang pecah
  • Tidak ada butir berwarna beda
  • Tidak ada butir rusak

Sementara itu dari segi kualitatif, mutu dapat dinilai melalui beberapa hal yang dijadikan faktor penentu. Adapun berbagai faktor penentu tersebut meliputi hal-hal berikut ini:

  • Terbebas dari hama maupun penyakit
  • Bebas busuk, masam, apek, dan sebagainya
  • Bebas dari bahan kimia berbahaya

Standar kualitas tanaman di atas menjadi acuan apakah metode tanam yang dilakukan berhasil atau tidak.

Ketika berusaha secara serius menerapkan berbagai cara menanam jagung secara baik dan benar maka nanti hasilnya juga akan maksimal untuk dipasarkan.

Metode Menanam Jagung Tanpa Olah Tanah (TOT)

Metode Menanam Jagung Tanpa Olah Tanah (TOT)

Teknologi dan ilmu pengetahuan semakin berkembang dan membawa dampak baik terhadap sektor pertanian.

Selain metode tanam konvensional, juga bisa menerapkan sistem hibrida atau tanpa olah tanah (TOT) dengan beberapa hal harus diperhatikan:

1. Syarat Tanam Tanpa Olah Tanah

Syarat tanah tepat untuk penerapan sistem TOT sama seperti teknik tanam konvensional. Yakni, kebutuhan pH antara 5,5 sampai 7 dan mesti dekat dengan sistem pengairan.

Lokasi tanahnya mesti mendapatkan paparan matahari cukup, minimal 8 jam per hari.

2. Persiapan Lahan Tanam

Metode yang dilakukan adalah tanpa olah tanah atau TOT dengan memanfaatkan pupuk kandang maupun kimia.

Bisa juga dengan memanfaatkan kapur dolomit atau disebut sebagai pengapuran. Setelah itu buat lubang berkedalaman 3-5 cm sepanjang alur bedengan.

3. Cara Menanam Jagung TOT

Pada setiap lubang yang tadi sudah dibuat, masukkan sebanyak 2 biji jagung dan tunggu sampai sekitar 47 hari.

Nantinya saat biji jagung sudah mencapai 5-7 cm maka wajib dilakukan perawatan. Salah satu cara mudah menanam jagung ini wajib dilakukan secara berurutan.

4. Teknik Perawatan

Perawatan dasar yang harus dilakukan adalah melakukan penyiraman selama satu kali dalam seminggu.

Kemudian jangan lupa untuk selalu menyiangi gulma maupun tanaman pengganggu lainnya setiap 2 sampai 3 minggu.

Ketika jagungnya sudah berusia satu bulan maka bisa diaplikasikan pupuk tambahan dengan NPK bercampur ZA yang perbandingannya 3:1. Sementara diberikan pupuk, proses penyiangannya harus tetap dilakukan untuk menghindari gulma.

5. Masa Panen

Masa panen tanaman ini ada dua jenis, pertama dipanen biasa dalam waktu 65 hari setelah tanam.

Kedua, namanya panen kering dengan waktu pemetikan 90 hari setelah melakukan berbagai cara menanam jagung secara tepat dari awal sampai akhir.

Kelebihan dan Kekurangan TOT

Anda dapat memilih antara metode tanam konvensional atau metode tanam tanpa olah tanah. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing yang jika dirincikan, kelebihan dan kekurangan tersebut meliputi beberapa hal berikut:

  1. Waktu budidaya lebih singkat karena tanah tidak perlu diolah terlebih dahulu
  2. Ongkos tenaga kerja lebih hemat
  3. Terhindar dari kerusakan tanah karena jika tanah sering digemburkan dan dibalik, potensi rusaknya akan semakin besar dan mineral tanahnya bisa menghilang banyak
  4. Mengurangi erosi pada lapisan hara tanah di bagian atasnya disebabkan oleh pengolahan

Empat kelebihan di atas bisa menjadi pertimbangan ketika ingin bercocok tanam jagung cara TOT. Tidak terlepas dari itu, harus mengetahui apa kekurangan dari cara menanam jagung TOT juga agar pertimbangannya akurat, seperti:

  1. Potensi tanah ditumbuhi gulma sangat mungkin dimana gulma sendiri bisa menghambat pertumbuhan tanaman
  2. Sisa hama bisa saja tumbuh di lahan karena tanahnya tidak dibuka, artinya pertumbuhan tanaman selanjutnya jelas akan terganggu

Meskipun kekurangan lebih sedikit dibandingkan kelebihan, akan tetapi tetap harus dipertimbangkan dengan baik.

Terlebih jika ingin terjun secara profesional sebagai seorang petani. Potensi dan risiko sekecil apapun mesti masuk ke dalam pertimbangan.

Fakta Menarik Tentang Tanaman Jagung

Selain memahami teknis penanamannya, sebagai petani juga bisa memahami fakta menarik di balik budidaya jagung.

Sayuran ini merupakan salah satu penghasil karbohidrat dan di beberapa daerah dijadikan sebagai makanan utama, sama seperti nasi di mayoritas Indonesia.

Selain dijadikan sebagai makanan utama, hasil cara menanam jagung yang tepat juga bisa diolah menjadi bahan pangan olahan.

Sebut saja pembuatan tepung maizena, minyak jagung, bahan dasar kosmetik, bioenergi, sampai dengan pemenuhan pakan ternak.

Sayuran ini membutuhkan lahan rendah dengan ketinggian 1200 mdpl saja.

Media tanah yang dibutuhkan harus lempung, vulkanik subur, lempung berpasir, kaya bahan organik, dan gembur. Faktor lain untuk menunjang pertumbuhan adalah sinar matahari minimal 8 jam.

Suhu udara terbaik untuk mendukung pertumbuhan adalah sekitar 20 sampai 33 derajat celcius dengan curah hujan sedang dan pH tanah antara 5,5 sampai 7.

Drainase yang baik akan menyempurnakan keseimbangan nutrisi pada tanaman dengan baik.

Wilayah Amerika Selatan dan Amerika Tengah menjadikannya sebagai pangan utama.

Di Indonesia ada Madura dan juga Nusa Tenggara sebagai pengonsumsi utama jenis sayuran ini dan tentunya membutuhkan cara menanam jagung secara tepat untuk panen maksimal.

Melalui perjalanan panjang dan berkat campur tangan ahli di bidang pertanian, sampai sekarang diketahui terdapat sebanyak 50.000 varietas, baik lokal maupun kultivar.

Fakta mencengangkan ternyata Indonesia masih cukup intens dalam impor jagung.

Also Read

Bagikan:

Joko Warino S.P M.Si

Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau dengan bidang keahlian Ilmu Tanah dan Kesuburan Tanah. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat.

Tags

Tinggalkan komentar