Panduan Budidaya Kelapa Sawit untuk Hasil Panen Melimpah

Joko Warino S.P M.Si

Panduan Budidaya Kelapa Sawit untuk Hasil Panen Melimpah

Budidaya kelapa sawit menjadi bisnis yang menjanjikan dengan hasil menggiurkan. Indonesia yang notabene adalah penghasil minyak sawit terbesar di dunia, memiliki potensi besar untuk mempertahankan gelar tersebut.

Sayangnya, masih banyak petani mandiri yang kurang tepat dalam menerapkan cara untuk budidaya tanaman ini.

Alhasil, hasil panen kurang berkualitas dan dalam jumlah terbatas. Dengan begitu, posisi petani swadaya atau mandiri masih lemah jika dibandingkan dengan petani plasma meskipun harga Tandan Buah Segar terus naik dalam dua tahun terakhir.

Hal itu karena kurangnya pemahaman tentang teknik budidaya oleh petani swadaya.

Itulah mengapa produktivitas dari perkebunan kelapa sawit nasional masih sangat rendah. Utamanya dari para petani swadaya atau perorangan.

Hasil produksi sawit masih dikuasai petani swadaya bermitra yang berada di bawah binaan perusahaan sawit. Jadi, mari kita pelajari teknik budidaya sawit yang tepat sebagai solusinya!

Hal-hal yang Memengaruhi Keberhasilan Budidaya Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan tanaman palma dengan nama latin elaeis guneensis jack yang mampu menghasilkan minyak makanan, industri, dan juga bahan bakar nabati atau bioduesel.

Indonesia sendiri memproduksi setidaknya 48% dari minyak sawit yang ada di dunia. Itulah mengapa tanaman atau perkebunan sawit amat penting di negeri ini.

Namun, budidaya kelapa sawit sendiri bukanlah hal sederhana dan bisa memberi hasil secara instan. Ada beberapa hal yang penting untuk Anda pastikan sebelum menerapkan teknik atau SOP penanaman kelapa sawit.

Di mana hal-hal tersebut menjadi penentu keberhasilan budidaya dan kualitas hasil panen sawit nantinya.

Adapun beberapa hal yang menjadi syarat tumbuh dan berhasilnya budidaya kelapa sawit serta hasil panen sesuai harapan, antara lain yaitu:

1. Iklim Sekitar Lahan

Kelapa sawit, akan tumbuh subur pada iklim sekitar yang memiliki curah hujan antara 2500-3000 mm/tahun dan terjadi secara merata sepanjang tahun.

Suhu udara yang udeal yakni berkisar 25°-27°Celcius, di mana sinar matahari bersinar kurang lebih selama 5-7 jam dalam sehari.

2. Kondisi Tanah

Selain iklim, kondisi tanah perkebunan juga memegang peranan penting dalam kesuksesan budidaya kelapa sawit.

Tanaman sawit akan lebih mudah untuk Anda budidayakan dan tumbuh subur pada tanah dengan pH 4,0-7,0. Selain itu juga harus gembur dan banyak mengandung humus.

3. Bibit Unggul

Guna memastikan keberhasilan pembudidayaan dan hasil panen bisa sesuai harapan, Anda bukan hanya harus memperhatikan kondisi lingkungan sekitar perkebunan. Kualitas bibit dari kelapa sawit sendiri juga penting.

Pergunakan bibit unggul untuk hasil panen yang berkualitas terbaik. Adapun cara untuk mengidentifikasi kualitas dari bibit kelapa sawit ialah dengan memperhatikan beberapa aspek di bawah:

  • Mata tunas berwarna putih bersih. Apabila terlihat kecoklatan bahkan kehitaman, sebaiknya Anda hindari penggunaan bibit tersebut
  • Anak daun tidak menggulung. Ukurannya cenderung lebar dan juga tidak kusut
  • Bagian tempurung tidak dalam kondisi retak ataupun rusak. Selain itu warnanya juga gelap cenderung kehitaman
  • Calon akar tidak terlalu panjang, hanya sekitar 2-3 sentimeter. Warnanya juga kuning kehijauan. Meskipun begitu, tidak kering dan masih tampak segar
  • Batang kelapa sawit dari bibit unggul biasanya berukuran antara 2-3 meter. Secara fisik memang cenderung pendek dan gemuk. Namun hal itu justru yang mengindikasikan bahwasanya batang tersebut cukup kokoh

4. Pola Tanam

Dalam membudidayakan kelapa sawit, Anda juga harus memahami tentang pola tanam.

Selain untuk efisiensi lahan perkebunan yang tersedia, jarak tanam kelapa sawit juga memengaruhi kualitas hasil panen sawit ke depannya. Pola tanam segitiga sama sisi, menjadi yang terpopuler untuk lahan datar.

5. Pemeliharaan

Di samping mempersiapkan lahan tanam yang ideal, bibit unggul, dan menerapkan pola tanam yang tepat, Anda juga harus melakukan pemeliharaan atau perawatan pasca penanaman dalam budidaya kelapa sawit.

Pada proses atau tahap ini, ada tiga hal yang harus Anda lakukan, yaitu penyulaman sekaligus penjarangan, pemupukan, dan penyiangan.

Ketiga hal tersebut perlu untuk Anda lakukan selain pengairan. Tujuannya ialah untuk memastikan kualitas panen, juga menghindarkan berbagai masalah yang kerap menyerang tanaman sawit.

Panduan Budidaya Kelapa Sawit untuk Hasil Terbaik dan Berlimpah

Nah, setelah mengetahui apa saja yang memengaruhi berhasil tidaknya pembudidayaan serta kualitas panen, kini kita beralih ke proses budidayanya. Ada beberapa tips juga trik yang tidak boleh Anda lewatkan, agar hasil panen sawit memuaskan.

Di bawah ini adalah langkah-langkah atau panduan untuk pembudidayaan sawit yang bisa Anda ikuti juga terapkan.

Simak dengan baik setiap langkahnya, maka akan sangat mudah untuk Anda aplikasikan bahkan meskipun masih pemula dalam hal ini.

1. Persiapan Bibit (Pembibitan)

Sebagaimana sudah kita bahas di atas, bahwasanya agar hasil panen berkualitas serta berlimpah Anda harus menggunakan bibit unggul.

Sayangnya, bibit sawit siap tanam harganya relatif mahal jika Anda membeli dari penyedia pembibitan. Solusinya, Anda bisa melakukan penyemaian sendiri.

Dalam hal ini, ada dua tahapan atau fase yang harus Anda lalui, yaitu pre-nursery atau pembibitan awal dan main nursery yakni pembibitan utama.

Pada fase pre nursery, Anda harus menumbuhkan kecambah dalam wadah semai berupa polybag berukuran kecil. Sementara saat main nursery, membesarkan kecambah hingga siap tanam.

Berikut ini penjelasan lengkap mengenai fase atau tahap pre nursery dan juga main nursery.

A. Pre Nursery

Pre Nursery

Pre nursery merupakan tahap di mana Anda melakukan penyemaian untuk mempersiapkan bibit kelapa sawit. Penyemaian dilakukan pada media semai polybag kecil, dengan ukuran sekitar 14×8 sentimeter.

Di mana media semai terdiri atas campuran tanah dan juga kompos, bisa Anda tambahkan dolomit jika perlu.

Tanah yang Anda gunakan pada tahap ini harus gembur juga subur, biasanya hal itu berasal dari top soil atau lapisan atas tanah. Campuran antara tanah dan kompos kurang lebih 6:1.

Setelah itu, masukkan ke dalam polybag yang sudah tersedia, lantas susun pada bedengan berukuran satu meter, dengan panjang menyesuaikan kebutuhan.

Bedengan tempat Anda meletakkan polybag ini harus sedikit lebih tinggi dari tanah sekitarnya. Tujuannya agar tidak tergenang air ketika hujan tiba. Dengan begitu, kecambah dari kelapa sawit tidak akan rusak.

Kecambah yang nantinya Anda tanam pada polybag untuk budidaya kelapa sawit harus memiliki daun berwarna kekuningan.

Secara fisik, bakal daun pada kecambah yang berkualitas atau bibit unggul bentuknya agak tajam dan juga menghadap ke atas. Ketika semua syarat itu sudah terpenuhi, maka saatnya ke tahap main nursery.

B. Main Nursery

Main Nursery

Pada tahap main nursery, Anda akan menanam kecambah yang sudah mulai tumbuh besar pada polybag berukuran 40×50 sentimeter. Media semai yang perlu Anda persiapkan ialah campuran tanah dan juga pupuk kandang dengan perbandingan 4:1.

Pindahkan kecambah dari polybag kecil ke yang lebih besar dengan hati-hati. Pastikan Anda mengisi media semai tidak terlalu penuh dalam polybag besar. Dengan begitu saat Anda menyiram dan memupuknya tidak akan luber.

Ketika bibit telah Anda pindah ke polybag lebih besar, beri perawatan sesuai kebutuhan. Mulai dari penyiraman, pemupukan juga penyiangan.

Saat usia bibit sekitar 8-12 bulan, maka sudah bisa Anda tanam di tanah lahan perkebunan untuk budidaya kelapa sawit yang sebenarnya.

2. Teknik Membuka Lahan Budidaya Kelapa Sawit

Teknik Membuka Lahan Budidaya Kelapa Sawit

Selanjutnya, setelah mempersiapkan bibit unggul kelapa sawit Anda juga harus mempersiapkan lahan. Di mana pada tahap ini, ada tiga teknik pembukaan lahan yang bisa Anda aplikasikan sesuai kondisi lahan, jenisnya, dan juga budget yang tersedia.

Adapun teknik yang dimaksud antara lain adalah teknik pembukaan lahan secara manual, mekanik, dan juga kimia. Penjelasan dari masing-masing teknik bisa Anda simak di bawah ini.

A. Teknik Manual

Pada saat akan membuka lahan budidaya kelapa sawit secara manual, maka hanya mengandalkan tenaga manusia.

Seandainya pun mempergunakan alat bantu, hanya sekadar peralatan sederhana. Sebut saja seperti cangkul, sabit, kapak, dan lain sebagainya.

B. Teknik Mekanik

Sementara pembukaan lahan secara mekanik, yaitu membuka atau mempersiapkan lahan untuk pembudidayaan kelapa sawit dengan bantuan alat berat maupun alat pertanian. Sebagai contoh misalnya buldoser, traktor, dan banyak lagi lainnya.

C. Teknik Kimia

Terakhir, adalah teknik membuka lahan secara kimia. Di mana pembukaan lahan Anda lakukan dengan memanfaatkan herbisida atau racun untuk mematikan rumput.

Selain dari ketiga teknik yang ada di atas, Anda juga bisa mengaplikasikan gabungan dari teknik-teknik tersebut.

Satu hal yang pasti, Anda maupun para petani pada umumnya dilarang membakar lahan dalam proses pembukaan lahan budidaya kelapa sawit maupun tanaman lainnya.

3. Persiapan Jaringan Jalan/Rute Pada Perkebunan

Persiapan Jaringan JalanRute Pada Perkebunan

Langkah berikutnya ialah mempersiapkan rute atau jaringan jalan pada perkebunan kelapa sawit nantinya.

Rute ini nantinya akan sangat Anda perlukan untuk memudahkan pengangkutan bibit, pupuk, serta hasil panen. Adapun rute atau jaringan jalan yang harus tersedia antara lain:

  • Rute atau jalan produksi. Rute ini disebut juga sebagai jalan sekunder. Di mana fungsinya sebagai penghubung antara jalur utama dengan jalan tempat pengumpulan buah sawit
  • Jalan pengumpulan/koleksi. Lokasinya ada di dalam blok lahan penanaman dan berfungsi sebagai jalur untuk mengumpulkan buah sawit saat musim panen
  • Jalur panen, yaitu jalur yang berfungsi sebagai rute pengangkutan hasil panen dari perkebunan ke tempat pengumpulan hasil (TPH) budidaya kelapa sawit
  • Jalan utama, yaitu rute atau jalur yang dipergunakan untuk lewatnya mobil pengangkut buah sawit usai dikumpulkan di jalur koleksi

4. Drainase

Drainase

Sebelum bibit sawit ditanam langsung di lahan, Anda harus sudah lebih dulu mempersiapkan sistem drainasenya. Dengan begitu budidaya kelapa sawit akan dapat tumbuh dengan baik.

Meskipun kelapa sawit butuh banyak air, akan tetapi akan busuk dan mati jika berada dalam genangan air. Oleh karenanya sistem drainase sangat penting untuk Anda persiapkan, terlebih pada lahan gambut.

5. Penentuan Pola Tanam

Penentuan Pola Tanam

Dalam budidaya kelapa sawit, Anda bisa menerapkan pola tanam monokultur ataupun tumpang sari. Jika Anda memilih pola monokultur, sebaiknya tanaman penutup tanahnya ialah kacang-kacangan.

Waktu penanaman sesegera mungkin usai persiapan lahan selesai, atau paling lambat saat tahap penanaman bibit sawit.

Tanaman penutup tanah sendiri berfungsi untuk mencegah pertumbuhan gulma, mengembalikan sifat-sifat kimia, fisika, juga biologi tanah, mempertahankan kelembapannya, dan mencegah terjadinya erosi.

Sementara pada pola tumpang sari, artinya Anda menanam tanaman bermanfaat sekaligus menghasilkan di sela-sela kelapa sawit. Dengan begitu Anda mendapat hasil dobel.

Selain pola tanam, Anda juga harus memperhatikan jarak tanam. Umumnya budidaya kelapa sawit mempergunakan 9x9x9 sentimeter atau bentuk segitiga sama sisi.

Sementara pemancangannya, bisa Anda tandai dengan kayu atau bambu. Dengan jarak tanam tersebut, satu hektar lahan setidaknya membutuhkan 143 bibit kelapa sawit.

6. Lubang Tanam dan Waktu Penanaman

Lubang Tanam dan Waktu Penanaman

Dalam mempersiapkan lubang tanam bibit sawit, posisi pancang harus tepat di tengah. Besar lubang tanam yaitu 50x40x40 sentimeter.

Sementara kedalamannya menyesuaikan tinggi polybag dan tambahkan 5 hingga 10 sentimeter agar media sepenuhnya tertimbun tanah.

Selanjutnya taburi dengan dolomit, juga kieserit atau pupuk jenis rock phospat. Dosisnya bisa Anda sesuaikan kebutuhan. Jika sudah, maka diamkan tanaman antara seminggu sampai sepuluh hari.

Waktu penanaman bibit sebaiknya saat tiba musim hujan. Dengan begitu ketika musim hujan berakhir akarnya sudah semakin kuat.

7. Pemeliharaan

Pada tahap ini, ada beberapa proses yang harus Anda lakukan, di antaranya:

  • Penyulaman, yakni mengganti tanaman sawit yang tidak dapat tumbuh dengan baik dengan, rusak, maupun mati, dengan bibit baru yang umurnya sama. Agar budidaya kelapa sawit dapat berjalan dengan baik dan memberi hasil maksimal
  • Pemangkasan, mulai dari saat tanaman berusia 16-20 bulan, pemangkasan persiapan panen saat usia tanaman 20-28 bulan, dan pemangkasan pemeliharaan. Di mana waktunya adalah ketika sawit selesai berproduksi atau panen. Caranya dengan menyisakan daun hanya 28-54 helai saja
  • Pemupukan sebanyak dua kali dalam setahun. Di awal musim hujan dan akhir musim
  • Pembersihan gulma untuk menjaga tanaman sawit tetap terpenuhi kebutuhan nutrisinya
  • Penyemprotan fungisida, insektisida, ataupun bakterisida untuk mencegah hama juga penyakit pada budidaya kelapa sawit

8. Masa Panen

Ketika Anda sudah mengaplikasikan langkah-langkah di atas dengan benar, maka saatnya untuk menyambut masa panen. Umur kelapa sawit siap panen ketika sekitar 31 bulan usai penyerbukan.

Di mana tanaman sawit berbuah pada usia sekitar 2,5 tahun dan buah akan masak pada saat 5,5 bulan dari masa penyerbukan.

Namun demikian, tidak semua buah sawit dapat Anda panen dalam waktu bersamaan. Lagipula, ketika Anda memanen buah sawit yang belum siap panen sudah pasti kualitasnya tidak terlalu bagus hingga ke depannya nanti.

Adapun ciri-ciri buah sawit yang sudah masak dan siap panen yaitu :

  • Minimal ada lima buah yang jatuh dari tandan buah
  • Warna buah sudah mulai oranye, dari warna semula yang cenderung kuning
  • Antara 25-75% buah yang berada pada bagian luar sudah mulai berjatuhan

Apabila tanda-tanda buah masak di atas sudah terlihat, maka Anda bisa mulai memanen. Anda bisa melakukan panen sebanyak dua kali dalam sebulan atau setiap dua minggu sekali.

Meskipun budidaya kelapa sawit terkesan rumit dan memakan waktu lama, tetapi hasil keuntungannya selangit.

Itulah mengapa banyak para investor yang antusias untuk berinvestasi pada bisnis ini. Nah, sebagai petani swadaya atau mandiri, Anda juga harus bisa mulai meningkatkan kualitas hasil panen.

Dengan begitu, tidak hanya investor dan pemilik perkebunan plasma saja yang merasakan cuan besar dari budidaya kelapa sawit di Indonesia.

Also Read

Bagikan:

Joko Warino S.P M.Si

Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau dengan bidang keahlian Ilmu Tanah dan Kesuburan Tanah. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat.

Tags

Tinggalkan komentar