Ancaman Krisis Pangan, Produktivitas Petani Lebih Ditingkatkan

Joko Warino S.P M.Si

Ancaman krisis pangan menjadi hal menakutkan karena dampaknya bisa mempengaruhi banyak sektor. Ada dua penyebab utama kenapa krisis ini bisa terjadi yaitu perubahan iklim dan juga perang yang terjadi pada beberapa negara lain akhir-akhir ini.

Perubahan iklim menjadi penyebab yang tidak bisa dihindari sehingga mau tidak mau harus mencari cara untuk mengatasinya. Adanya perubahan pada iklim terjadi karena berbagai penyebab sehingga butuh kerja sama dan inovasi agar bisa menyelamatkan sektor pertanian.

Sementara itu perang sedang terjadi di beberapa negara di seluruh dunia karena berbagai penyebab. Dampak dari perang sangat kompleks bahkan mempengaruhi sektor pertanian karena tidak mungkin untuk bercocok tanam selama masa perang.

Hal ini menjadi perhatian pemerintah yang harus mencari cara agar bisa terhindari dari ancaman krisis pangan. Mengingat ancaman ini bukan sekedar gebrakan saja namun sudah dialami oleh beberapa negara di belahan bumi lainnya.

Pemerintah meminta sektor pertanian harus berhati-hati namun didukung untuk pengembangan produktivitas. Agar bisa mencukupi kebutuhan pangan nasional serta terhindar dari dampak buruk krisis tersebut.

Presiden Memperingatkan Ancaman Kekurangan Pangan dan Kelaparan

ancaman krisis pangan

Presiden Jokowi memperingatkan adanya ancaman kekurangan pangan serta kelaparan yang mungkin dialami Indonesia. Penyebab utamanya adalah perubahan iklim yang sudah dialami oleh beberapa negara di berbagai belahan dunia.

Adanya perubahan iklim merupakan hal yang tidak bisa dihindari namun dampak buruknya bisa dicegah. Perubahan iklim tersebut secara nyata memberikan dampak negatif pada berbagai sektor termasuk pertanian.

Salah satunya hasil pertanian jauh dibawah prediksi sehingga menjadi ancaman krisis pangan tidak hanya di Indonesia. Jika kondisi ini dibiarkan maka ancaman kekurangan pangan sangat mungkin terjadi di berbagai belahan bumi.

Jika kekurangan pangan terjadi maka dampak buruknya adalah kelaparan dan kekurangan gizi pada anak-anak. Hal ini menjadi tantangan tersendiri pada dunia pertanian yang secara langsung berkaitan dengan persediaan pangan.

Petani kesulitan mengelola lahan serta proses dalam menentukan waktu tanam dan waktu panen. Jika pada jaman dulu sangat mudah menentukan kapan musim kemarau atau musim hujan dari perhitungan bulan.

Saat ini bisa saja tiba-tiba panas kemudian turun hujan atau siangnya panas malamnya langsung hujan. Keadaan seperti ini membuat tanaman menjadi tidak bisa berkembang maksimal sehingga perlu adanya perhatian khusus.

Apalagi saat ini terjadi perang di berbagai negara lain yang memberikan tantangan tersendiri pada sektor pertanian. Perang menyebabkan ancaman krisis pangan semakin besar karena tidak ada tenaga untuk mengolah lahan di negara yang sedang berperang.

Presiden memperingatkan jika sektor pertanian sangat rawan terhadap risiko kekurangan pangan. Bahkan saat ini sudah ada sekitar 345 juta orang diseluruh dunia terancam akan kekurangan pangan serta kelaparan.

Dampak dari Krisis Bahan Pangan yang Tengah Mengancam Dunia

Ancaman krisis pangan bukan hanya mengancam Indonesia saja namun berbagai negara lain diseluruh dunia. Menjadi ancaman global sehingga menjadi perhatian pemerintah karena dampaknya sangat merugikan bagi negara dan masyarakat.

Dampak utama dari krisis ini sudah pasti persediaan pangan berkurang drastis hingga tidak tersedia di masyarakat. Sehingga menyebabkan harga pangan terus menerus mengalami peningkatan dan menjadi sangat mahal.

Hal ini tentu saja membuat masyarakat kesulitan membeli bahan pangan sehingga berdampak pada kelaparan. Dampak lain berupa kesulitan ekonomi karena harga bahan pokok meningkat dan berdampak pada sektor lainnya.

Dampak lainnya yaitu meningkatkan risiko gizi buruk karena kebutuhan akan makanan sehat tidak bisa terpenuhi dengan baik. Risiko ini besar kemungkinan membuat angka stunting terus menerus mengalami peningkatan sehingga mempengaruhi masa depan anak-anak.

Pemerintah mengharapkan ada persiapan dari dalam negeri terutama para petani untuk meningkatkan produktivitasnya. Jika bahan pokok tersedia dalam negeri maka dampak ancaman krisis pangan tersebut tidak akan terlalu dirasakan oleh masyarakat.

OMG Mendorong Peran Aktif Petani Mencegah Krisis Bahan Pangan

OMG merupakan Relawan Orang Muda Ganjar Sulsel yang menggelar workship untuk mendorong petani mencegah krisis pangan. Adanya workshop ini untuk memberikan pengetahuan serta informasi kepada petani maupun masyarakat tentang ancaman krisis pangan.

Workshop tersebut dilakukan di desa Cempa, Kecamatan Cempa, Kabupaten Minang pada hari Minggu 14 Mei 2023 lalu. Dalam workshop yang dihadiri oleh kelompok tani dan masyarakat desa setempat cukup menarik perhatian.

Rais Razak selaku korwil OMG Sulsel krisis terhadap pangan merupakan isu dan tantangan yang memang harus dihadapi dalam beberapa waktu kedepan. Isu ini bukan sekedar isu belaka namun kemungkinan terjadi sangat besar.

Diharapkan para petani bukan menjadi khawatir atau takut akan isu ini namun justru semakin tertantang. Petani bisa bekerja dengan lebih produktif serta mencari solusi untuk menjawab berbagai tantangan di masa depan.

Petani berperan dalam peningkatan produktivitas hasil pertanian dengan menggunakan berbagai cara dan inovasi terbaru. Jika produksi meningkat maka hasil panen juga akan meningkat sehingga stok pangan di Indonesia menjadi aman.

Dalam kegiatan workshop dibahas pula tentang pilihan lain memakai pupuk organik cair dengan kualitas cukup baik. Penggunaan pupuk organik sebagai solusi jika pupuk subsidi dari pemerintah tidak bisa didapatkan atau kurang mencukupi.

OMG tidak hanya memberikan pelatihan tentang ancaman krisis pangan yang berdampak besar pada sektor pertanian. Namun juga memberikan penyuluhan serta berbagai bantuan terutama peralatan pertanian.

Diharapkan kegiatan penyuluhan seperti ini sering dilakukan agar meningkatkan pengetahuan dan kualitas para petani. Sehingga apapun ancaman yang akan dihadapi bisa lebih siap serta mampu bertahan agar terhindar dari kelaparan.

Inovasi Meningkatkan Produktivitas Petani untuk Mencegah Krisis

Pemerintah mendorong petani untuk meningkatkan produktivitas dengan melakukan berbagai inovasi. Seperti perhatian dari pemerintah Provinsi Sulbar yang memberikan bantuan berupa alat pertanian didesa Bunde Kecamatan Sampagac- Mamuju.

Alat pertanian yang diberikan merupakan alat dengan kombinasi tiga operasi berbeda seperti untuk menuai, merontokkan dan juga menampi. Harapannya dengan alat tersebut proses produksi menjadi lebih cepat, hemat tenaga kerja dan efisien.

Produktivitas padi khususnya di kabupaten Mamuju sudah mencapai 6,5 ton per hektarnya menjadi peluang besar jika dikembangkan. Jika keseluruhan hasil produksi dari lahan 20.519 hektar hasil panen sudah mencapai 80.107 ton.

Petani juga dihimbau untuk lebih mandiri agar bisa bertahan dari ancaman krisis pangan misalnya dengan membuat pupuk sendiri. Apalagi pupuk organik terbuat dari bahan-bahan alami yang bisa didapatkan dari alam dan dari segi harga jauh lebih murah.

Selain itu inovasi dalam penggunaan pupuk organik sebagai langkah awal untuk mencari alternatif pupuk lain. Terlebih lagi stok pupuk kimia yang semakin menipis sehingga perlu adanya langkah baru memakai pupuk organik.

Keunggulan pupuk cair organik yaitu tidak memiliki kandungan bahan-bahan kimia berbahaya untuk kesehatan. Mengandung protein, vitamin dan mineral untuk merangsang pertumbuhan daun dan buah jauh lebih cepat.

Pupuk organik cair adalah hal baru yang sangat direkomendasikan dicoba oleh para petani dalam meningkatkan produktivitas. Sehingga ancaman krisis pangan bisa diminimalkan dengan berbagai persiapan dan langkah nyata baik dari pemerintah maupun petani.

Also Read

Bagikan:

Joko Warino S.P M.Si

Seorang tenaga pengajar di Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau dengan bidang keahlian Ilmu Tanah dan Kesuburan Tanah. Semoga artikel yang dibuat bermanfaat.

Tags

Tinggalkan komentar